Hal tersebut diungkap Hanung Bramantyo di workshop Create 360 Stories yang diselenggarakan Samsung di Jakarta Creative Hub, Sabtu (9/9/2017).
Dia mengatakan kamera 360 telah menghadirkan tantantan baru bagi sutradara film. Selama ini sutradara memiliki otoritas penuh dan mengarahkan apa yang bisa dilihat oleh penonton. Sementara di era 360, penonton diberi kebebasan untuk melihat apa yang mereka ingin lihat pada sebuha film.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyakini film berformat 360 kedepannya akan bisa dikonsumsi konsumen selama produknya itu inovatif dan dipromosikan dengan baik dan efektif. Namun paling penting adalah konten dari film tersebut.
"Ada tiga unsur utama konsumen dapat menerima diantaranya inovasi, konten dan produksi yang baik. Jadi mau sebagus apapun barang yang digunakan dan promosi yang baik selama kontennya jelek jangan harap akan diterima penonton," jelas pria asal Yogyakarta itu.
Sutradara Habibi dan Ainun itu juga mengatakan saat ini tengah menyiapkan film pendek dengan format 360 bergenre horor atau aksi. Karena menurutnya gendre tersebut yang cocok dengan format 360 ada adegan tegangnya.
![]() |
Dalam kesempatan ini pula, Hanung membagikan tips bagi milenial yang ingin membuat karya dengan kamera 360. Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan akan membuat film apa dan ditujukan kepada siapa.
"Karena kamera seperti 360 itu dibeli dengan uang bukan dikasih cuma-cuma artinya ketika membeli kamera, maka ini harus dipergunakan agar supaya jadi bagian investasi. Maka ketika membuat film dengan kamera yang saya beli harus bisa menghasilkan hasil 2-3 kali lipat dari harga kamera yg saya beli," ujar suami dari aktris Zaskia Mecca.
Lalu siapkan ide cerita menarik. Bila sudah, tantangan selanjutnya adalah bagaimana membuat penonton mau mengikuti dan betah nonton.
"Pembuat film harus bisa membuat cerita yang bikin penasaran atau dramatis di waktu 5 menit pertama sampai akhirnya penontom akan mengikuti cerita tersebut sampai habis," kata Hanung. (jsn/afr)