Pasalnya, peletakan sensor sidik jari di belakang ponsel tersebut terasa janggal, yaitu ditaruh di samping kamera belakang. Posisi sensor sidik jari ini terlalu tinggi, sehingga pengguna sulit mengaksesnya dengan satu tangan, dan kondisi ini makin parah di Galaxy S8+ yang ukurannya lebih besar.
Posisi sensor di sebelah kamera ini juga membuat pengguna hampir pasti selalu menyentuh lensa kamera, sebelum akhirnya bisa mendaratkan jarinya di sensor sidik jari, yang membuat lensanya akan sering kotor.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya di Galaxy S7, sensor tersebut ditaruh pada tombol home di bagian depan ponsel. Namun tombol Home itu harus tergusur karena Samsung menggunakan 'Infinity Display', yang menguasai bagian depan ponsel.
Samsung disebut berencana membenamkan tombol home virtual pada layar bagian bawah, yang dilengkapi dengan haptic feedback layaknya layar Apple. Tombol home virtual itu juga akan mempunyai sensor sidik jari ultrasonik generasi baru.
Sayangnya, teknologi itu sulit diterapkan dan peluncuran S8 baru akan bisa dilakukan pada musim panas atau pun gugur 2017. Sehingga para engineer Samsung tak mempunyai pilihan lain untuk posisi sensor sidik jari tersebut, yaitu di sebelah kamera.
Meletakkan sensor sidik jari di posisi lain juga disebut membutuhkan proses desain ulang yang juga akan menunda peluncuran S8, yang sudah sempat tertunda dari bulan Februari -- di ajang Mobile World Congress (MWC) Barcelona, Spanyol -- ke bulan Maret. (asj/rou)