Dukungan jaringan generasi kedua alias 2G menjadi perhatian, mengingat di banyak negara, 2G tak lagi dipakai. Sejumlah negara bahkan sudah mematikannya. Di Indonesia sendiri, 2G memang masih dipakai, namun seiring perkembangan teknologi jaringan, bukan tidak mungkin akan dimatikan juga nantinya.
Dikutip detikINET dari Daily Mail, Senin (27/2/2017), di Australia misalnya, kehadiran Nokia 3310 akan bermasalah karena tidak bisa dipakai. Hal ini diungkapkan di situs Nokia sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di antara tiga operator telekomunikasi utama di Australia, Telstra sudah lebih dulu mematikan 2G. Optus berencana menyusul pada Agustus 2017, demikian pula Vodafone di September 2017.
Masalah jaringan tentunya akan menjadi kendala tersendiri bagi pemasaran Nokia 3310, dikarenakan ponsel ini mengandalkan 2G untuk melakukan panggilan telepon, berkirim pesan. Kemampuan internetnya pun pastinya terbatas karena hanya berbekal konektivitas 2G yang tentunya lebih lambat dari 3G, apalagi 4G.
Kembalinya Nokia 3310 jadi pusat perhatian. Bahkan sampai mengalihkan perhatian dari trio Android, Nokia 6, Nokia 5, dan Nokia 3 yang diluncurkan bersamaan.
Bukan apa-apa. Pasalnya, fitur yang ditawarkan 3310 ini jelas tak ada apa-apanya dibandingkan dengan smartphone lain. Selain koneksinya yang hanya 2G, sistem operasi yang diusung pun cuma S30.
Selain game legendaris Snake dan layar yang lebih kaya warna, dan tentu saja baterainya yang tahan lama, tak ada lagi yang bisa dibanggakan dari ponsel ini selain sisi nostalgia. Tampaknya ikatan emosional untuk bernostalgia menjadi satu-satunya daya tarik ponsel ini bagi para penggemar yang pernah bangga memilikinya.
CEO HMD Global Arto Nummela menyebutkan, versi reborn 3310 ini cocok bagi mereka yang ingin menyeimbangkan kehidupan di era digital.
"Ini semacam digital detox atau ponsel holiday. Jika Anda ingin berhenti sejenak namun tetap perlu kehidupan digital mobile, ini adalah solusi yang brilian," sebutnya.
(rns/rou)