Sebenarnya, keputusan ini sudah terdengar dari jauh hari. Cyanogen pernah mengatakan niatannya ingin habis-habisan mempreteli Android. Mereka tidak mau ada unsur Google dalam Android, meski sebenarnya sistem operasi atau operating system (OS) tersebut dibuat oleh raksasa internet itu.
Perusahaan ini beranggapan, Google telah melakukan monopoli dengan membenamkan berbagai layanan miliknya di Android. Kondisi ini dianggap bisa membatasi kesempatan dari pihak lain yang menyodorkan layanan serupa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun entah karena alasan apa, Cyanogen kini resmi menghentikan pengembangan OS berbasis Android. Dengan kata lain, seharusnya tak akan ada lagi yang namanya OS Cyanogen yang independen. Tapi ini tidak berarti Cyanogen benar-benar meninggalkan Android.
Seperti detikINET kutip dari The Next Web, fokus Cyanogen saat ini adalah untuk menggarap sesuatu yang disebut OS Modular. Tujuan pengembangan OS ini, disebut Cyanogen adalah memberikan kebebasan dan kesempatan melakukan kustomisasi Android bagi para produsen ponsel. Tentunya dengan mengandalkan berbagai komponen yang ada di OS Cyanogen.
"Memberikan kebebasan dan kesempatan untuk memperkenalkan kepintaran dan kustomisasi Android menggunakan komponen-komponen yang ada di Cyanogen OS lewat modul-modul dinamis dan MOD, untuk ROM pilihan mereka (vendor ponsel-red), baik yang berbasis Android atau pun varian (OS) lain," tulis Cyanogen.
Menurut definisi Cyanogen, MOD memungkinkan pengguna membenamkan komponen-komponen aplikasi yang bisa memperkaya ROM miliknya, seperti True Caller ID, atau mengintegrasikan Skype ke dialer, membenamkan trending topic Twitter di lockscreen, hingga membenamkan asisten digital Microsoft Cortana.
Cyanogen OS Korban Pergeseran Pimpinan
Perubahan strategi Cyanogen erat kaitannya dengan pergeseran kepemimpinan yang terjadi di dalamnya. Kirt McMasters sebagai pendiri Cyanogen yang sebelumnya menduduki kursi CEO, kini digeser oleh Lior Tal yang sebelumnya menjabat sebagai COO. Adapun McMasters kini menjabat sebagai executive chairman Cyanogen.
Tal mengatakan, saat ini fragmentasi Android sudah terbilang ekstrim karena terlalu terpecah-pecah. Sehingga bisnis pengembangan OS yang diwakili oleh OS Cyanogen menjadi rentan. Selain itu, dengan alasan efisiensi, tak sedikit produsen ponsel yang menganaktirikan investasi di sisi software.
Strategi baru Cyanogen diharapkan bisa menarik minat produsen ponsel. Sebab produsen tak perlu membayar penuh Cyanogen OS, melainkan hanya komponen yang dibutuhkan. Sehingga produsen jadi bisa membuat OS yang lebih efektif dan juga personal bagi penggunanya. (yud/rns)