Surface as a Service (SaaS) β demikian nama inisiatif yang baru saja diumumkan Microsoft di sela ajang Worldwide Partner Conference yang berlangsung di Air Canada Centre, Toronto, Selasa (12/7/2016) waktu setempat.
Yusuf Mehdi, Corporate Vice President of the Windows and Devices Group for Microsoft menjelaskan, Inisiatif SaaS ini memungkinkan partner Microsoft untuk menawarkan Surface bersamaan dengan program berlangganan Office 365 dan Windows 10.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surface sendiri sejatinya masih jadi andalan Microsoft dalam menjamah pasar komputer bagi pengguna akhir. Dimana revenue Surface sudah meledak dari yang tadinya 'cuma' USD 1 miliar per tahun menjadi USD 1 miliar per kuartal.
"Dengan portofolio yang ada, kami menciptakan bukan hanya perangkat besar, tetapi juga terobosan untuk membuka peluang baru bagi partner di area baru serta menciptakan solusi dan layanan bagi pelanggan," Yusuf mengungkapkan.
![]() |
Namun seperti yang telah disebutkan di atas, fokus Surface masih baru sebatas di pasar consumer. Akhir tahun lalu misalnya, Dell dan Hewlett-Packard jadi andalan Microsoft untuk menyebarkan perangkat Surface melalui jaringan sales komersial mereka.
Dan tahun ini, partnership tersebut bertambah dengan masuknya IBM dan Booz Allen Hamilton, yang akan menjadi solution integrator untuk Surface.
Yusuf menambahkan, inisiatif Surface as a Service juga menjadi jurus baru Microsoft untuk memboyong Surface ke sektor enterprise, setelah sebelumnya lebih mengandalkan jurus tradisional lewat reseller.
"Inisiatif ini akan tersedia lewat Cloud Solution Provider serta Surface Authorizaed Distributor," imbuhnya.
Untuk tahap awal, ALSO β penyedia solusi Cloud dari Eropa β akan jadi yang pertama untuk memboyong inisiatif Surface as a Service. Namun dipastikan, selanjutnya bakal disebar secara global.
"Bagi perusahaan yang menggunakan Surface as a Service maka akan mendapatkan benefit subscripstion service dan perangkat mereka akan selalu mendapat update Windows 10 dan Office 365," tutup Yusuf.
Microsoft sendiri sebelumnya telah mengumumkan pensiunya Surface 3. Tablet hybrid murah itu dilaporkan akan dihentikan produksinya per 3 Desember 2016.
"Sejak Surface 3 dirilis, kami melihat adanya permintaan yang kuat dan kepuasan dari konsumen kami. Dan hingga akhir bulan Desember 2016 kami tak lagi memproduksi Surface 3," ujar juru bicara Microsoft dikutip detikINET di akhir Juni lalu.
Meski dikatakan berakhir, Microsoft belum mengungkap perangkat apa yang bakal dijadikan penerus dari Surface 3. Namun berdasarkan laporan terbaru perusahaan berbasis Redmond, Amerika Serikat itu dikabarkan tengah menyiapkan tablet 2-in-1 terbaru dengan OS Windows 10.
Sementara Surface Pro 4 saat ini dihargai USD 899 dan Surface Book dibanderol mulai USD 1.499. Artinya jika ditawarkan kepada pelanggan dengan embel-embel Surface as a Service maka harga yang ditawarkan akan berada di atas harga jual produknya. (ash/fyk)