Advan-Hasnul Meracik Ponsel Impian
Hide Ads

Advan-Hasnul Meracik Ponsel Impian

Ardhi Suryadhi - detikInet
Rabu, 01 Jun 2016 16:04 WIB
Foto: GettyImages
Jakarta - Seperti apa model ponsel idaman masyarakat Indonesia? Berapa rentang harga yang pantas ditawarkan dan seperti apa spesifikasinya?

Kira-kira pertanyaan itulah yang ingin diungkap riset Advan untuk kebutuhan smartphone masyarakat Indonesia yang melibatkan mantan Direktur Utama Xl Axiata Hasnul Suhaimi dan Mars Research Spesialist.

Riset ini melibatkan responden penelitian pria dan wanita dengan proporsi masing-masing 50%. Target objek riset kurang lebih sekitar 500 orang, berusia 18-35 tahun dari kelompok target SES A dan B yang tersebar di wilayah Jabodetabek .

Metodologi yang digunakan adalah deskriptif (quantitative) dilakukan dengan kuesioner terstruktur dan wawancara dilakukan secara tatap muka (face to face interview).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Riset tersebut berlangsung dari pertengahan bulan Mei 2016 dan diharapkan selesai pada awal bulan Juni 2016. Obyek dan materi riset adalah tentang smartphone seperti apa yang dibutuhkan konsumen Tanah Air.

Materi pertanyaan riset terkait prioritas fitur yang banyak dibutuhkan konsumen seperti kualitas kamera, resolusi kamera, ketahanan dan kapasitas mAh baterai, kapasitas memori hingga kinerja dapur pacu.

Selain itu materi pertanyaan pendukung lainnya seperti harga, spesifikasi ukuran layar, konektivitas hingga menggali informasi terkait jangka panjang penggunaan handset dan ketertarikan pada brand lokal.

Andy Gusena, selaku Brand Director Advan mengatakan, dengan melibatkan MARS Research Spesialist dan pakar telekomunikasi Hasnul Suhaimi, Advan bisa menghadirkan produk yang benar-benar bisa mewakili kebutuhan konsumen Indonesia.

"Produk tersebut diharapkan akan menjadi produk yang digemari karena pembuatannya benar-benar melibatkan keinginan konsumen tanah air," ungkap Andy, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/6/2016).

Sementara itu, Hasnul mengapresiasi pelibatan pihaknya dalam proyek tersebut. "Ini yang bisa membuat Advan menjadi besar dan beda dengan brand nasional lainnya. Dengan keterlibatan konsumen dalam proses pembuatan produk, Advan sudah selangkah lebih maju dibanding dengan brand lainnya," ungkap veteran industri telekomunikasi Indonesia tersebut.

Selain melakukan riset bersama Mars Reaserch Spesialist, Advan secara independen juga telah melakukan riset online tahap pertama sebagai uji coba persiapan.

Gambaran singkat sementara dari data yang dikelola bisa disampaikan ada 35,34% dari 133 orang mengganti smartphone setelah lebih dari 2 tahun, dengan alasan mayoritas karena rusak dan bosan.

Selain itu data lain terkait urutan alasan dalam memilih smartphone, responden cenderung memilih fitur dengan jumlah persentase 44,03 % dan dengan alasan harga lebih banyak dipilih sebanyak 31,34% dibanding karena alasan brand dengan angka persentase 14,93 %.

"Analisa data kualitatif, sementara dapat disimpulkan ada yang beranggapan smartphone lokal sudah baik, namun tidak sedikit yang beranggapan masih bisa ditingkatkan baik dari kualitas maupun persepsi agar dapat bersaing dengan merek internasional," ungkap Andy Gusena.

Sementara Tjandra Lianto, Direktur Marketing Advan menambahkan, sebagai brand nasional, pihaknya harus mengetahui karakteristik dan kebutuhan konsumen Indonesia. Mereka tidak bisa dipaksakan untuk menelan semua spesifikasi smartphone.

"Tidak semua spesifikasi tinggi, harga mahal laku di pasaran atau spesifikasi tinggi, harga murah belum tentu juga laku. Begitu juga sebaliknya, spesifikasi rendah, harga rendah, tidak menjamin produk tersebut laku," ujarnya.

Untuk itu, Tjandra berharap dengan melibatkan Mars Research Spesialist dan Hasnul Suhaimi dalam riset tersebut bisa benar-benar menghasilkan produk yang pas dan produk yang benar-benar dibutuhkan konsumen. (ash/fyk)
Berita Terkait