Salah satu strategi yang dipaparkan adalah ingin merilis sejumlah produk, baik wearable gadget maupun smartphone. Benjamin Jiang, CEO Infinix Mobility memaparkan jika sedikitnya ada enam model smartphone yang siap dirilis di tahun 2016.
"Kami telah menyiapkan sedikitnya enam model smartphone, satu talkband, dan earphone noise cancelling yang siap meramaikan pasar gadget di Indonesia tahun ini. Semua model tadi memiliki segmen berbeda, mulai dari flagship hingga entry level," papar Benjamin ketika media briefing di Palalada Restaurant, Grand Indonesia Jakarta, Selasa (24/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain seri Zero, Infinix juga akan melahirkan produk baru di jajaran Hot, dimana ini akan menjadi ponsel segmen menengah ke bawah Infinix. Tak hanya smartphone, Infinix juga menyiapkan wearable berupa gelang yang disiapkan dengan harga terjangkau.
Terakhir tak kalah menarik earphone yang dilengkapi dengan teknologi noise cancellation. "Earphone ini kami siapkan untuk menyokong kebutuhan penikmat musik atau bagi mereka yang suka melakukan panggilan. Dengan teknologi noise cancellation tadi, semua suara bising bisa teredam dengan baik," papar Benjamin.
Untuk wearable dan earphone tadi, Infinix rencananya akan merilisnya bertepatan dengan ulang tahunnya di Indonesia pada tanggal 9 Juni 2016. Sementara untuk jajaran ponsel bakal dilepas setelah hari raya Idul Fitri.
Menyentuh Ritel
Selama berbisnis di Indonesia, Infinix kerap mengandalkan mitra e-commerce dalam menjajakan produknya. Namun, Infinix paham bila berjualan secara online saja tidak cukup untuk menggapai konsumen Indonesia secara keseluruhan.
"Pangsa pasar e-commerce sendiri di Indonesia masih sangat kecil. Baru sekitar 5%. Maka dari itu, kami berniat untuk membangun toko ritel offline sendiri," papar Benjamin.
Semua toko offline tadi, akan dibangun di area-area yang tidak terjangkau oleh mitra e-commerce, seperti misalnya di luar pulau Jawa. Tidak terjangkau di sini maksudnya adalah Infinix ingin konsumen bisa merasakan experience dari produknya secara langsung, ketimbang hanya melihat dari layar ponsel atau laptop.
"Apple memang punya toko online. Tapi mereka tetap menghadirkan offline, yakni Apple Store. Tujuannya tentu agar konsumen bisa menjajal langsung pengalaman produknya," pungkas Benjamin. (mag/ash)