Berdasarkan hitungan perusahaan riset IHS, untuk memproduksi satu unit iPhone SE versi 16 GB, Apple hanya menghabiskan dana USD 160 atau sekitar Rp 2,1 juta. Sementara untuk iPhone SE versi 64 GB, tidak selisih banyak. Hanya USD 170 atau sekitar Rp 2,3 juta.
Saat dipasarkan iPhone SE 16 GB dijual di Amerika Serikat seharga USD 399 atau sekitar Rp 5,3 juta. Sedangkan varian 64 GB dibanderol USD 499 atau sekitar Rp 6,6 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Potensi keuntungan 16 GB lebih rendah ketimbang 64 GB. Perbedaan harganya mencapai USD 100, padahal biaya untuk peningkatan kapasitas penyimpanan hanya USD 10," ujar Rassweiler yang dikutip detikINET dari Recode, Selasa (5/4/2016).
Lebih lanjut Rassweiler mengatakan perusahaan yang bermarkas di Cupertino, California, Amerika Serikat itu kemungkinan mendapat keuntungan yang lebih lagi. Pasalnya mereka menggunakan beberapa komponen yang telah digunakan pada tiga model sebelumnya.
Bodinya dibuat sama dengan iPhone 5S. Chip koneksinya sama dengan iPhone 6, sedangkan prosesornya sama dengan iPhone 6S.
Qualcomm sebagai pemasuk chip seluler dengan harga USD 15. Apple mendesain prosesor A9 dengan biaya pembuatan USD 22. Chip tersebut dibuat oleh Samsung dan manufaktur semikonduktor dari Taiwan.
Sementara layarnya dibesut oleh LG Display, Sharp dan Japan Display Inc. Biaya pembuatan layar 4 inch sebesar USD 20. Biayanya jauh lebih murah dari layar iPhone 5S di mana harganya USD 41.
"Keputusan Apple dalam pengunaan layar yang lebih murah untuk mengurangi resiko bilamana iPhone SE tidak sukses di pasar," pungkas Rassweiler. (afr/fyk)
