"Sering ketika sudah main game atau nonton di tablet mata kita kunang-kunang. Selama ini kita anggap itu hal biasa, kita gak aware kita pakai gadget terlalu lama," kata Marketing Director Advan Tjandra Lianto saat acara peluncuran Advan i7 di XXI Plaza Senayan, Selasa (29/3/2016).
Sinar biru merupakan sinar terjauh yang dapat ditangkap oleh mata manusia (visible light). Dengan panjang gelombang (wavelengths) dikisaran 380 β 500 nm, energi sinar biru dikategorikan paling tinggi (High-Energy Visible) dibandingkan dengan sinar tampak (visible) lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara alamiah, sinar biru ada di mana-mana, dan semua orang berisiko terkena paparan sinar biru baik dari Matahari maupun perangkat digital.
Advan selaku produsen gadget, punya perhatian khusus terhadap risiko paparan sinar biru dari perangkat seperti smartphone dan tablet.
Walaupun kadar energi yang dipancarkannya tak sebesar energi sinar biru dari Matahari, sinar biru dari perangkat digital bisa berefek buruk secara jangka panjang bagi mata.
Terlebih dengan kian populernya penggunaan gadget, membuat orang tak bisa lepas memelototi layar smartphone atau tablet dalam kesehariannya.
"Kita rata-rata memandang layar TV, ponsel atau tablet lebih dari dua jam setiap harinya. Kita tidak bisa menghindari ini," kata Tjandra.
Mengutip data lain yang dilansir Global Web Index pada kuartal keempat 2015, Tjandra menyebutkan, tingkat konsumsi digital harian masyarakat melalui PC atau tablet saat ini secara rata-rata menghabiskan waktu selama 4 jam 42 menit dan melalui ponsel selama 3 jam 33 menit. Belum lagi tayangan televisi yang secara umum bisa menghabiskan waktu hingga 2 jam 22 menit setiap harinya.
Dalam jangka pendek, paparan sinar biru bisa mengakibatkan gangguan pada jam tubuh, karena membuat mata terus melek, meski seharusnya beristirahat. Pengguna juga berisiko mengalami gangguan mata akibat perangkat digital yang disebut digital eyestrain syndrome.
Untuk jangka panjang, akumulasi dari paparan sinar biru terhadap mata bisa mempercepat terjadinya degenerasi makula yang berujung pada resiko terburuk kebutaan.
"Yang ditakutkan, efek ini akan menimpa generasi selanjutnya, mengingat anak di bawah usia 10 tahun yang paling mendominasi penggunaan gadget seperti tablet," ujarnya.
Hal ini yang membuat Advan membenamkan inovasi eye protection di tablet yang baru diluncurkannya, Advan i7. Teknologi ini diklaim mampu mereduksi bahaya radiasi sinar biru yang dipancarkan hingga 40%. Β
"Terobosan yang kami hadirkan, dilandasi oleh meningkatnya pola ketergantungan masyarakat pada internet, terlebih pada anak-anak dan generasi muda yang seharusnya kita jaga," terang Tjandra.
Peluncuran produk ini juga disertai kampanye #LoveYourEyes untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan mata dari paparan gadget.
Melihat ke depannya masyarakat akan semakin peduli pada kesehatan mata, Tjandra meyakini bahwa akan tiba saatnya tablet yang ramah untuk mata menjadi primadona di tengah pertumbuhan pasar perangkat digital.Β (rns/ash)











































