Kulkas dengan pintu otomatis, TV OLED setipis kartu kredit, air purifier canggih serta mesin cuci Twin Wash, adalah deretan produk mahal yang dipamerkan LG di hadapan 300 mitra dan jurnalis dari 15 negara Asia.
Sangat mudah menebak niatan LG membidik segmen premium. LG seolah perlu berulang kali menegaskannya dengan sebelumnya memamerkan LG Signature di LG Innofest Roadshow di Dubai, Uni Emirat Arab dan CES 2016 di Las Vegas, Amerika Serikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tak Sekadar Premium, Tapi Ultra Premium
LG Global Marketing Officer Brian Na mengungkapkan, peluncuran produk premium ini merupakan salah satu strategi perusahaan bertahan di pasar elektronik global.
"Untuk tumbuh lebih jauh, kami melirik peluang di produk ultra-premium," ujarnya.
LG memang punya kata sendiri untuk menyebut jajaran produk LG Signature-nya yakni 'ultra premium'. Premium menurut LG berbeda dengan ultra premium. LG punya definisi bahwa ultra premium adalah produk yang dicari oleh mereka yang menginginkan pengalaman lebih, di atas level premium. Β
"Mereka adalah target konsumen paling tepat dan masuk akal. Mereka adalah orang-orang yang selalu mencari kualitas terbaik, sesuai dengan visi LG selama ini," kata Brian.
Keempat produk yang ditampilkan di LG Innofest 2016, diklaim Brian sebagai produk dengan kualitas tinggi. Di ajang ini pula, LG menunjukkan kepiawaiannya dalam desain dan teknologi dengan tampilnya sejumlah perabotan untuk rumah pintar yang semakin menarik saja.
|
Fokus di Segmen Premium
Mengubah segmen pasar dari middle dan low ke kelas premium membuat pangsa pasar LG untuk produk home appliance di 2015 sedikit mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Market share kita berada di kisaran 20-25%. Untuk produk menengah ke bawah tetap kami jalankan, hanya saja tidak terlalu fokus disana," kata Presiden Director LG Electronics Indonesia Jaeyoung Lee. Β
LG Indonesia sendiri dikatakan Lee memberikan kontribusi cukup besar dibandingkan negara lain di Asia. Pasalnya, LG Indonesia memiliki dua pabrik di Cibitung, Bekasi yang memproduksi kulkas, mesin cuci, pendingin ruangan, TV, audio dan monitor.
"Hasil pabrik itu diekspor. Kalau dihitung hasil ekspor dari pabrik tersebut, kontribusi LG Indonesia terhadap LG global sekitar 4-5%. Terbesar di Asia," kata Lee.
![]() |
Belum Sasar Indonesia
Secara bisnis LG memang aktif mempromosikan produk perabotan rumah pintar yang masuk dalam konsep smart home, termasuk LG Signature. Sayangnya, meski menjadi kontributor terbesar dalam pangsa pasar home appliance LG secara global, Indonesia belum masuk dalam daftar pertimbangan LG untuk pemasaran LG Signature.
Selain harga yang mahal, perabotan smart home seperti LG Signature baru bisa diterapkan di negara-negara dengan akses internet lancar dan kencang.
"Untuk membuat smart home fungsional, dapat bekerja, dan juga terjangkau, efisiensi infrastruktur dan akses internet juga harus terjangkau dan efektif," kata President Director LG Electronic Indonesia Jaeyoung Lee.
Korea Selatan dan Amerika Serikat menjadi bidikan pertama LG yang diperkirakan siap menerima jajaran produk LG Signature. Kapan Indonesia? Lee tidak bisa menjawabnya.
"Dalam skala kecil, kami bisa mulai. Tapi saya tidak tahu kapan. Karena ini sangat bergantung pada infrastruktur dan pemerintah. Meski produknya sudah siap, jika tidak terkoneksi maka tidak akan bekerja," sebutnya.
Lee memberi catatan, hal terpenting dari konsep smart home adalah soal kenyamanan, keamanan, efisiensi dan penghematan energi yang nantinya akan dirasakan penggunanya. LG ingin pengalaman ini nantinya dirasakan semua penggunanya di berbagai negara, termasuk Indonesia (rns/ash)


