Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Bangun Banyak Pusat Riset di Indonesia, Mau Apple?

Bangun Banyak Pusat Riset di Indonesia, Mau Apple?


Achmad Rouzni Noor II - detikInet

Ilustrasi (gettyimages)
Jakarta - Menkominfo Rudiantara punya harapan tinggi saat berjumpa para petinggi Apple. Ia berharap, perusahaan yang dipimpin Tim Cook itu memenuhi janjinya untuk membangun pusat riset dan pengembangan di Indonesia. Tak cuma di satu kota, tapi di banyak kota.

"Untuk R&D dengan Apple masih dibahas di Kemenperin. Saya belum tahu mau di kota mana saja, lebih banyak lebih bagus," harap menteri yang akrab disapa Chief RA itu saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu malam (4/11/2015).

Dalam kunjungannya ke kawasan teknologi Silicon Valley di Amerika Serikat, pekan lalu, Rudiantara bersama Thomas Lembong (Menteri Perdagangan), Franky Sibarani (Kepala BKPM), dan Triawan Munaf (Kepala Badan Ekonomi Kreatif), sempat mengunjungi kantor Apple di Infinite Loop, Cupertino, California.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan itu membahas rencana Apple untuk membangun pusat penelitian dan pengembangan aplikasi iOS di Indonesia dalam waktu dekat. Untuk urusan ini, Apple rencananya akan menanamkan investasi dan berkerjasama dengan universitas-universitas di Indonesia.

Kata Rudiantara, pusat pengembangan Apple seperti ini sebelumnya sudah dilakukan di Brasil. Jika Apple benar merealisasikannya, pusat riset ini akan menjadi yang pertama di Asia.

"Secara konsep Apple sudah setuju bakal bangun R&D di sini. Akan sama konsepnya seperti di Brasil. Tapi ini masih harus dibahas lebih rinci lagi pembangunannya. Karena yang sekarang ini masih sebatas konsep saja yang kita sepakati," lanjutnya.

Kesepakatan untuk membangun pusat riset ini dinilai solusi yang lebih masuk akal ketimbang memaksakan Apple untuk bangun pabrik demi memenuhi kebijakan konten lokal dalam aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).

Dalam aturan itu, seluruh vendor ponsel 4G diwajibkan untuk memenuhi syarat 30% konten lokal jika masih mau berjualan terhitung 1 Januari 2017. Hal ini yang sempat dikhawatirkan Apple sampai akhirnya mereka menawarkan untuk bikin pusat R&D.

Menurut Rudiantara, pembangunan pusat inovasi seperti R&D untuk design house ini bisa jauh lebih bernilai ketimbang hanya menjadikan Indonesia sebagai buruh untuk sekadar merakit ponsel.

"Indonesia itu punya potensi besar dalam pengembangan brainware. Itu lebih tinggi nilainya karena setiap vendor yang mau pakai desain dari Indonesia, mereka harus bayar royalti," tegasnya.

(rou/ash)







Hide Ads