EG910T memiliki ukuran layar 55 inch. Bodinya dibuat langsing dengan ukuran hanya 4 milimeter. LG mengusung desain cinema screen pada televisi ini. Di mana bagian bingkai layar dibuat tipis sehingga diklaim menimbulkan sensasi layar bioskop.
LG turut mempertahankan lengkungan layar seperti generasi sebelumnya untuk membuat mata pengguna memilki jarak realtif sama saat menjangkau tiap gambar tertayang pada layar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Terry menjelaskan EG910T memiliki kecepatan respons 1000 kali lebih tinggi ketimbang LCD dan LED. Kecepatan tersebut dapat mengurangi distorsi gambar tampak kabur. Di samping itu memberikan detail gambar akurat meski pergerakan objek cepat seperti film aksi atau pertandingan sepak bola.
Pelapisan pewarnaan EG910T mengusung teknologi ERGB (white, red, green, blue) yang menawarkan derajat kecerahan warna tayangan dan tingkat kehitaman paling pekat. Berpadu dengan fitur Color Refine membuat setiap warna tampil cemerlang dan nyaman di mata.
Televisi ini masih mengusung WebOS 2.0 yang memiliki empat fitur utama yakni My Channel, Quick Setting, Input Picker dan Live Menu. Sementara fitur 3D, LG masih menggunakan teknologi Film Petterned Retarder (FPR) yang menjanjikan kenyamanan saat menonton.
LG membandrol EG910T dengan harga Rp 35 juta. βKehadirannya bakal membuat semakin banyak orang dan keluarga Indonesia dapat menikmati privilege dari teknologi panel dan televisi termuktahir saat ini yaitu OLED,β yakin Terry
(fyk/fyk)