Umumnya, pameran teknologi menjadi ajang untuk pamer inovasi. Tapi berbeda di Indonesia, pameran TI malah cenderung hanya dijadikan tempat jualan beragam perangkat elektronik. Biasanya dengan iming-iming diskon.
Hal ini diakui oleh Bambang Setiawan, Project Director API yang menggarap Indocomtech 2015. Dikatakannya pameran TI di tanah air terlanjur dicap seperti pindah toko. Harusnya memang dimanfaatkan untuk menampilkan teknologi terbaru.
"Yang namanya pameran, harus menampilkan atau memamerkan sesuatu, bukan jualan," ujar Bambang saaat konferesi pers penyelenggaraan Pameran Indocomtech di JCC Senayan, Rabu (28/10/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin mengedukasi masyarakat tentang produk gadget dan komputerisasi terbaru. Karenanya, ini alasan temanya internet of things," kata Hidayat Tjokrodjojo, Ketua Yayasan Apkomindo Indonesia.
Adapun program edukasi yang digekar meliputi Pop Conference yang menghadirkan narasumber wirausaha muda yang sukses dalam memanfaatkan internet dalam membangun usahanya. Selain itu, di area pameran dihadirkan konsep rumah pintar atau smart home agar masyarakat makin memahami perkembangan teknologi sekarang ini.
Hidayat menambahkan kedepan pihaknya akan terus menambah proporsi pameran dan mengurangi kegiatan bisnis (penjualan gadget). Sehingga lambat laun akan mengembalikan makna pameran TI. "Kami akan membawa startup ke Indocomtech tahun depan," ujarnya.
Pameran Indocomtech sendiri mulai digelar selama lima hari (28 Oktober - 1 November 2015). Ada 300 vendor yang berpartisipasi tahun ini. Pihak penyelenggara menargetkan pengunjung sebanyak 250 ribu orang dengan jumlah transaksi Rp 650 miliar.
(fyk/fyk)