Goresan Tangan S-Pen, Bagaimana Cara Kerjanya?
Hide Ads

Kolom Telematika

Goresan Tangan S-Pen, Bagaimana Cara Kerjanya?

Penulis: Lucky Sebastian - detikInet
Selasa, 18 Agu 2015 13:10 WIB
S-Pen di Galaxy Note 5 (lucky sebastian)
Jakarta -

Tanggal 13 Agustus 2015, di Lincoln Center New York, kita melihat Galaxy Note 5 yang baru diperkenalkan. Yang membedakan seri Note dari Samsung dengan phablet lain, adalah tersedianya stylus/pen khusus yang dinamai S-Pen.

Berbeda dengan stylus lain yang lebih sebagai pengganti jari, berujung tumpul atau memerlukan baterai, S-pen dari Samsung benar-benar berfungsi layaknya sebuah pena. Berujung lancip dan memiliki pressure sensor, seperti pena pada umumnya untuk menulis dan menggambar.


Gambar 2: Beberapa contoh stylus.

Cukup mengherankan, biasanya pena-pena khusus untuk tablet, smartphone, yang memiliki pressure sensor dan advance setting, membutuhkan baterai sebagai sumber energi untuk berinteraksi dengan aplikasi. Sedangkan pada S-pen Samsung tidak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari mana sumber daya 'stylus' Galaxy Note Samsung? Mengapa bisa bekerja seperti pena, stabilo atau pensil, bahkan pena kaligrafi, yang me-mimik kemampuan membuat garis halus ketika tidak ditekan, atau garis lebih nyata dan tebal ketika di tekan? Mari kita coba cari tahu.

Untuk bisa menghasilkan tulisan atau sketsa pada layar smartphone atau tablet Note Samsung, ternyata ada 2 bagian utama yang mengambil peran.

Pertama di bagian bawah layar Galaxy Note, ada lapisan metal grid khusus, digitizer, yang menghasilkan elektromagnetik untuk berinteraksi dengan S-pen. Bagian kedua adalah S-pen nya sendiri.


Gambar 3:Metal Digitizer.

Lapisan digitizer metal ini akan mengenali S-pen ketika didekatkan pada layar, dan memberikan serangkaian perintah pada smartphone atau tablet Note, untuk melakukan sesuatu. Misalnya menulis atau menggambar. Induksi elektromagnetik dari lapisan metal khusus ini pula yang sebenarnya memberikan 'energi' atau tenaga, yang kemudian disimpan oleh S-pen.

Karena induksi elektromagnetik ini pula maka kita mengenal perintah lain dari S-pen yang bukan hanya menulis dan menggambar, tetapi juga hover, dimana S-pen tidak harus menyentuh layar untuk berinteraksi, tetapi cukup berada di atasnya beberapa milimeter.

Hover ini berguna untuk menampilkan isi SMS, foto pada sebuah folder, air gesture, menu, dan lainnya, cukup dengan mendekatkan stylus pada lokasi yang sudah ditentukan tanpa harus menyentuh layar.


Gambar 4: Hover.

Yang menjadikan banyak orang suka dengan fungsi S-pen, adalah karena bentuknya sendiri yang berujung lancip seperti pena, ringan, dan berukuran kecil untuk bisa diselipkan di dalam smartphone. Stylus lain yang berukuran kecil, biasanya tidak menggunakan baterai dan berujung tumpul, dikenal sebagai capacitive stylus.

Fungsi stylus seperti ini lebih cocok untuk menggantikan jari dan sedikit lebih presisi daripada jari, tetapi masih cukup jauh untuk mengejar presisi dari S-pen.


Gambar 5: Capacitive stylus.

Bahkan pada Galaxy Note, kita bisa mengaktifkan fungsi untuk mengingatkan kalau-kalau S-pen tertinggal dan tidak berada di tempatnya ketika device Galaxy Note kita bawa. Bahkan pada Galaxy Note 5 bisa dilihat info terakhir tanggal dan jam berapa S-pen dilepas dari wadahnya, agak ketika kita lupa, masih dapat diperkirakan tertinggal waktu dimana S-pen tersebut.


Gambar 6: Menu Note S-Pen alerts.

Membongkar isi S-pen, kita kira-kira akan mendapat gambaran bagaimana cara S-pen mendapatkan energinya tanpa menggunakan baterai.

Gambar 7: Inside S-Pen.

Ada tiga bagian utama pada S-Pen, bagian depan ujung pena, atau tip, yang sebenarnya hanya plastik saja, kemudian gulungan koil yang menangkap aliran listrik dari induksi elektromagnetik digitizer, yang kemudian listrik ini disimpan di circuit board kecil yang berisi kapasitor. Pada circuit board ini juga terdapat 2 petensiometer untuk mengatur tingkat sensitifitas pen dan sebuah tombol clicker untuk mengaktifkan menu.

Ketika tip dari S-pen menyentuh layar, maka akan mendorong gulungan koil bergerak naik, dan pena dianggap aktif. Tekanan pena pada layar, yang mendorong koil naik turun memberikan instruksi sensitifitas pada aplikasi, apakah pena sedang menulis dengan tekanan halus atau lebih dalam. Ini yang membuat fungsi S-pen pada gambar dan tulisan lebih mirip pena asli.

Karena induksi elektromagnetik ini, sebenarnya untuk mengaktifkan tulisan, tidak harus benar-benar ujung pena menempel pada layar. Jika kita dekatkan ujung jari dan tekan tip S-pen, maka S-pen dianggap aktif, walaupun tidak menyentuh layar dan mengambang beberapa milimeter di atasnya, akan terlihat garis-garis terbentuk.

Dengan kemampuan induksi elektromagnetik ini jika kita memasang screen protector bahkan tempered glass di atas Galaxy Note, maka tidak terasa ada perubahan sensitifitas yang berkurang. Bahkan kemampuan ini bisa kita gunakan untuk melatih anak-anak menggambar dengan men-trace gambar di atasnya, seperti dulu kita belajar menggambar menggunakan kertas karbon. Letakkan sebuah gambar, dan biarkan anak-anak mengikuti garisnya. Ketika diangkat, maka gambar yang mirip akan tergambar di atas Galaxy Note.


Gambar 8: Pressure Sensitivity Level.

Semakin seri Galaxy Note berkembang, demikian pula kemampuan S-pen semakin banyak dan menarik, termasuk semakin presisi dan semakin sensitif ketika menerima tekanan saat menulis. Dalam perkembangannya senantiasa terdapat perubahan level tekanan sensitifitas pada Galaxy Note S-pen, yang menjadikannya semakin mirip dengan 'menulis' di atas kertas, atau lebih natural.

Pada Galaxy Note 5 yang baru, perubahan sensitifitas bukan ditingkatkan di S-pen, karena sama seperti S-pen pada Galaxy Note 4 yang sudah mencapai tingkatan presisi 2048 (8X lebih sensitif dibanding Note pertama), peningkatannya dilakukan pada lapisan metal digitizer di bawah layar.

Kalau coba diperhatikan dengan lebih seksama, pengalaman untuk menulis dengan S-pen agar lebih terasa natural, pada Galaxy Note 5 juga ditambahkan dengan suara dan vibrasi.

Gambar 9: Menu S-Pen.

Β 

*) Penulis, Lucky Sebastian merupakan sesepuh komunitas Gadtorade. Pria yang tinggal di Bandung ini sejatinya adalah seorang arsitek, tetapi antusiasme yang tinggi akan gadget justru semakin membawa Lucky untuk menjadi gadget enthusiast.

(ash/ash)
Berita Terkait