Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Kelelahan Bekerja di Pabrik iPhone, Tian Tewas

Kelelahan Bekerja di Pabrik iPhone, Tian Tewas


- detikInet

Tian (dailymail)
Jakarta -

Nasib tragis menimpa pemuda ini. Ia meninggal dunia di usianya yang baru 26 tahun, diduga kuat karena kelelahan bekerja di pabrik yang merakit smartphone Apple iPhone.

Lelaki bernama Tian Fulei ini berkebangsaan China. Ia ditemukan meninggal dunia pada Februari lalu di kamar asrama yang ia tinggali bersama beberapa buruh pabrik yang lain.

Tian bekerja di pabrik milik Pegatron di Shanghai. Pegatron adalah salah satu manufaktur yang dipercaya Apple untuk merakit iPhone selain Foxconn. Perusahaan asal Taiwan itu harus memenuhi banyak pesanan iPhone 6 yang laris manis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut penuturan keluarganya, sebelum tewas, Tian bekerja begitu keras di pabrik perakitan iPhone milik Pegatron. Sehari katanya ia bekerja 12 jam dalam seminggu. Artinya, tidak ada hari libur.

Adik perempuannya yang bernama Tian Zhoumei menyatakan kalau Tian sebelumnya terlihat dalam keadaan sehat. Ia yakin waktu kerjanya yang sangat berlebihan itu mengakibatkan kematiannya.

Pegatron sendiri membantah kalau kematian Tian ada hubungannya dengan pekerjaan di pabrik. Sebagai kompensasi, Pegatron membayar 8.700 poundsterling atau di kisaran Rp 171 juta kepada keluarga korban.

Keluarga korban mengaku tidak puas, tapi mereka tak mau berurusan panjang dengan Pegatron. Gaji Tian sendiri di kisaran 187 poundsterling atau sekitar Rp 3,6 juta per bulannya. Gaji tersebut termasuk cukup rendah di China.

"Menurut perusahaan, dia absen bekerja hari itu dan dia merasa sakit sehingga beristirahat di asrama. Tapi tubuhnya sudah tak bernyawa ketika ditemukan pada malam hari dan ia ternyata meninggal paginya," kata Zhoumei yang dikutip detikINET dari DailyMail, Kamis (12/3/2015).

Sebenarnya pihak keluarga ingin melakukan otopsi untuk menemukan penyebab kematian Tian yang masuk kerja di Pegatron November lalu itu. Tapi ongkosnya sangat mahal sehingga mereka urung melakukannya.

Tian berencana menikah Mei mendatang dan mengumpulkan uang ekstra dengan bekerja gila-gilaan. "Kami sering mendengar dia bekerja lembur. Perusahaan seharusnya bertanggungjawab. Ia sehat saja saat masuk ke sana dan lulus tes kesehatan," papar Zhoumei.

Siapa yang Salah?

Kasus ini menimbulkan perdebatan tentang siapa yang salah. Memang pabrik itu merakit iPhone, tapi Apple dan Pegatron adalah dua perusahaan terpisah, mereka hanya menjalin hubungan bisnis. Namun tetap saja Apple dinilai harus memperhatikan nasib para buruh yang merakit gadgetnya.

Peraturan di China sebenarnya menyatakan kalau pekerja pabrik hanya boleh maksimum kerja lembur selama 36 jam per bulan. Sedangkan Apple menyatakan buruh tidak boleh bekerja lebih dari 60 jam per minggu. Tapi ada pengecualian kalau situasi memaksa.

Tahun lalu, Apple mengklaim kalau rata-rata jam kerja buruh pabrik di Pegatron adalah sekitar 55 jam setiap minggu. Pendapat berbeda dikemukakan oleh China Labor Watch yang menyatakan pekerja Pegatron pada akhir tahun lalu, rata-rata bekerja lebih dari 60 jam per minggu.

Investigasi dari BBC yang menyoroti keadaan pabrik Pegatron menemukan indikasi yang sama. "Hampir semua buruh bekerja berlebihan. Aku kenal seorang buruh yang bekerja lembur lebih dari 200 jam sebulan," kata seorang pekerja wanita yang tak disebut namanya.

Penyelidikan oleh BBC dengan kamera rahasia menemukan beberapa buruh di pabrik Pegatron tertidur di lokasi meja perakitan karena kelelahan.

Ketika dikonfirmasi, pihak Pegatron mengklaim kalau pihaknya tidak bersalah atas kasus kematian Tian. Mereka menyatakan keselamatan pegawai adalah hal yang paling utama.

"Kesejahteraan dan keselamatan pegawai adalah prioritas penting bagi kami, dan kami bekerja keras untuk memastikan fasilitas di Pegatron menyediakan lingkungan kerja yang sehat bagi mereka. Kami sangat berduka dengan meninggalnya Tian," kata juru bicara Pegatron.

"Kami menyelidiki kasus ini dengan cepat dan menemukan kalau tidak ada hubungan antara kematiannya dengan tempat kerja. Kami menyediakan dukungan dan bantuan bagi keluarganya," pungkasnya.

(fyk/ash)





Hide Ads