Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Review Produk
Nexian Journey One vs Evercoss One X, Si Kembar Beda Rasa
Review Produk

Nexian Journey One vs Evercoss One X, Si Kembar Beda Rasa


Yudhianto - detikInet

nexian journey one & evercoss one x (yud/detikINET)
Jakarta -

Ditawarkan oleh Nexian, Evercoss, dan Mito, ponsel Android One resmi melenggang di Indonesia. Namun meski dirilis oleh tiga produsen berbeda, ketiganya punya desain dan spesifikasi yang sama persis, seperti halnya Nexian Journey One dan Evercoss One X yang dipegang detikINET. Bagaimana impresinya?

Pertama kali menggenggam ponsel Android One, baik punya Nexian maupun Evercoss, langsung terasa kesan murahnya, terutama dari sisi material. Tapi hal itu sebenarnya wajar mengingat harga yang ditawarkan. Sebagai informasi keduanya ditawarkan di kisaran harga yang sama yakni Rp 1 juta.

Namun saat menjajaki bagian sistem operasi, baru dirasakan impresi yang berbeda. Karena OS Android yang didesain khusus oleh Google, hanya untuk platform Android One di kedua ponsel ini memang terasa beda, lebih ringan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ingin tahu lebih jauh impresi yang dirasakan saat menjajal kedua ponsel Android One ini? Berikut ulasannya.

1. Kembar yang Tak Sama

nexian journey one & evercoss one x (yud/detikINET)
Mungkin karena Google punya ketentuan soal platform Android One, vendor yang digandengnya diwajibkan mengikuti pakem aturan tersebut. Salah satunya adalah soal desain, detikINET cukup terkejut saat mengetahui ternyata baik buatan Nexian maupun Evercoss, ponsel Android One-nya punya desain yang sama persis.

Terutama tampang depan, dipastikan mirip tanpa ada perbedaan sedikitpun. Kalau misalnya konsumen disuruh menebak, yang mana punya Nexian, yang mana Evercoss, pasti bakal kesulitan. Karena tak ada embel-embel kedua merk di bagian layarnya.

Perbedaan baru kelihatan saat melongok bagian belakang, meski juga bakal agak sulit ditentukan. Yang paling gampang tentu adalah tulisan mereknya, yang satu Nexian, satunya lagi Evercoss.

Tapi bila menggeser pandangan ke bagian kamera akan terlihat bahwa Evercoss mempercantik bagian tersebut dengan β€˜frame’. Sedangkan ponsel Android One punya Nexian bagian kameranya hanya bulat, tanpa hiasan.

Β 

android one (yud/detikINET

Β 

Tapi baik Nexian maupun Evercoss sepertinya punya alasan menggunakan desain itu. Nexian misalnya, desain bulat kamera Journey One senada dengan bentuk penutup baterainya yang pinggirannya membulat.

Begitu juga dengan One X, ponsel Android One Evercoss ini back cover-nya punya tepian yang mengotak ala Nexus. Yang mana hal itu membuat desainnya terlihat tegas. Desain tegas tersebut juga sesuai dengan bagian kamera One X yang dikotaki frame warna hitam.

Sementara saat digenggam, karena One X punya desain mengotak, Android One buatan Evercoss lebih mantap digenggam dibanding Nexian Journey One yang membulat. Tapi kalau bicara β€˜cantik’, mungkin yang bikinan Nexian sedikit lebih baik karena terbukti banyak produsen yang pakai desain membulat pada ponsel besutannya.

Β 

android one (yud/detikINET

Β 

Ok, lanjut ke soal material. Mungkin karena memang diplot untuk harga terjangkau, sektor yang satu ini terlihat dikorbankan. Memang penggunaan tekstur mate di penutup baterai bikin kedua ponsel Android One naik kelas. Tapi bisa dibilang sebenarnya aksen mate itu cuma menutupi material aslinya yang kelihatannya murah!

Lebih lanjut, baik Journey One maupun One X terasa ringkih bila di genggaman, jauh dari kata solid. Jadi baiknya pengguna ponsel Android One membekalinya dengan pelindung seperti soft cover atau hard cover bila ingin dipakai lama.

2. Spesifikasi Kembar

nexian journey one & evercoss one x (yud/detikINET)
Bicara spesifikasi di ponsel-ponsel Android One artinya cuma bicara satu spesifikasi. Karena Google punya ketentuan soal spesifikasi yang harus dituruti vendor ponsel Android One. Jadi siapa pun yang bikin jeroannya bakal sama saja.

Secara spesifik Google mengharuskan ponsel Android One menggunakan prosesor quadcore MediaTek MT6582 yang punya kecepatan 1,3 GHz yang ditopang dengan besaran RAM 1 GB. Bentang layarnya berdimensi 4,5 inch dengan resolusi 840x480 pixel.

Β 

android one (yud/detikINET

Β 

Sedangkan kameranya berkemampuan 5 MP, yang dipadu dengan kamera depn 2 MP. Tapi meski punya kemampuan yang terbilang rendah, ponsel Android One yang detikINET review mampu menyodorkan hasil jepretan yang lumayan. Hasilnya cukup solid untuk ukuran kamera 5 MP.

Nah, mungkin bagian inilah satu-satunya sektor yang boleh ditingkatkan. Jadi sebelumnya referensi Google mengharuskan ponsel Android One punya memori internal 4 GB. Tapi di Indonesia, seluruh ponsel Android One yang beredar sudah dibenamkan kapasitas internal 8 GB. Tentu hal ini jadi menguntungkan konsumen Indonesia.

Sementara itu fitur lainnya adalah slot dual SIM yang kini telah jadi fitur standar ponsel Android, dan juga FM radio. Menariknya, Google ternyata juga membenamkan fitur cast screen pada ponsel Android One. Dengan fitur ini pengguna jadi bisa menampilkan isi layar ponsel ke layar yang lebih besar lewat teknologi WiDi atau Miracast. Sayangnya detikINET belum sempat menjajal fitur tersebut.

3. Android Lollipop 5.1 Sang Penolong

nexian journey one & evercoss one x (yud/detikINET)
Saat meresmikan platform Android One ke Indonesia, Google hampir tak pernah sedikit pun menyinggung soal perangkatnya. Raksasa internet ini berkali-kali bicara soal OS yang diusung yang menurutnya sebagai daya tarik utama.

Tak seperti OS Android pada umumnya yang digunakan oleh banyak ponsel, OS di ponsel Android One memang digarap berbeda. Karena OS Android One hanya dibuat untuk satu pilihan spesifikasi sesuai yang terbenam di ponsel Android One.

Jadi tak seperti OS Android pada umumnya yang dibuat universal agar bisa berjalan di berbagai spesifikasi. Alhasil, kejadian seperti ditemukannya bug juga jadi hal yang biasa dialami penggunanya, meski jarang.

Vendor ponsel Android One juga tak boleh campur tangan soal OS di Android One, jadi sepenuhnya dipegang Google. Pengguna tak akan menemukan launcher milik vendor, maupun aplikasi-aplikasi tambahan lain.

Karena dipegang sepenuhnya oleh Google, OS di Android One juga jadi punya eksklusivitas tersendiri. Update ponsel Android One akan disediakan langsung oleh Google. Jadi seperti Nexus, hanya saja dengan banderol yang jauh lebih murah.

Β 

android one (yud/detikINET

Β 

Soal performa, karena dioptimalkan untuk satu pilihan spesifikasi seharusnya ponsel Android One memang menjanjikan pengoperasian smooth. Bahkan Google selalu pembesutnya sampai berani mengklaim bahwa ponsel Android One akan selalu lancar pengoperasiannya meski dipakai tahunan.

DetikINET lantas membuktikannya, tak tahu karena sugesti atau memang benar lebih ringan, baik Nexian Journey One maupun Evercoss One X rasanya memang lebih enteng. Tapi kedua ponsel yang detikINET gunakan memang masih dalam kondisi fresh, jadi soal klaim Google itu masih harus dibuktikan.

Sebagai infromasi, biasanya penurunan performa akan dialami pengguna setelah memakainya dalam jangku waktu tertentu. hal itu terjadi karena penyimpanan file yang sudah terlalu menumpuk, atau aplikasi yang terlalu banyak.

Tapi bagian paling menarik adalah ketika mengecek pilihan menu about. Di bagian versi Android yang digunakan, kedua ponsel Android One sudah mengusung Lollipop 5.1. Awalnya memang tak percaya, karena Nexus yang jadi kebanggaan Google saja belum kebagian. Tapi setelah disampaikan sendiri oleh salah satu petinggi Google, tentu tak bisa ditampik lagi.

Jadi bisa dibilang inilah bagian paling menarik dari ponsel Androi One. Ya, Lollipop 5.1! Dan Google secara resmi pertama kali mengumumkannya di Indonesia. Uniknya lagi, bukan pada ponsel-ponsel kelas atas yang biasanya jadi barometer, tapi di ponsel murah yang cuma dihargai Rp 999 ribu!

Selamat datang Android One.

4. Opini detikINET

nexian journey one & evercoss one x (yud/detikINET)
Kekurangan ponsel Android murah umumnya memang terletak di spesifikasi yang rendah. Tapi pada ponsel Android One nyatanya hal itu bukan halangan untuk menghadirkan user experience yang lebih smooth ala ponsel Android berspesifikasi tinggi.

Karena Google sengaja mendesain OS Android One secara khusus, hanya untuk satu platform. Sehingga performanya pun dijanjikan lebih optimal yang bikin pengoperasiannya lebih enteng. Apalagi Google juga menangani sendiri soal update ponsel Android One.

Jadi seperti ponsel Nexus, pengguna Android One juga akan memperoleh update eksklusif langsung dari Google. Karena hal ini juga sampai ada yang beranggapan bahwa ponsel Android One adalah Nexus versi super murah.

Bahkan untuk ukuran dukungan OS, ponsel Android One lebih juara karena telah dibenamkan Lollipop 5.1. Padahal Nexus saja saat ini masih mengandalkan Lollipop 5.0.2.

Lebih menarik lagi soal tentu soal harganya, di Indonesia ponsel Android One dihargai cukup murah yakni berada di angka Rp 999 ribu. Tapi memang spesifikasi yang didapat cenderung biasa saja. Toh, Google sendiri mengklaim Android One bukan bicara spesifikasi, melainkan menjual software experience.

Jadi bagi pengguna di kelas entry-level yang kerap mengeluhkan performa ponsel Androidnya, sepertinya kedua ponsel Android One ini sangat layak dipertimbangkan. Karena masalah seperti performa lambat atau hal serupa lainnya bakal lebih terminimalisir, setidaknya seperti itulah janji Google.

Selamat datang Android One.

(yud/ash)







Hide Ads