Ini bukan masalah mampu atau tidak mampu membelinya. Banyak dari pembeli iPhone 6 yang mengedepankan gengsi ketimbang fungsionalitas dan kondisi agar bisa mengenggam 'karya seni' Apple tersebut.
Alhasil, banyak kelakuan yang kadang diluar logika bisa ditemui dari para pembeli iPhone 6.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Tukar Rumah dengan iPhone 6
|
|
Pria yang tidak disebutkan namanya itu menawarkan rumahnya 'hanya' USD 5.000 atau sekitar Rp 60 juta, namun tidak ada yang berminat. Agar lekas laku, harga pun diturunkan menjadi USD 3.000. Namun, masih belum ada yang tertarik membelinya.
Dia kemudian menghubungi makelarnya. Menariknya, dia meminta si makelar untuk mengumumkan rumahnya boleh ditukar dengan iPhone 6 atau iPad 32GB.
"Sepertinya dia menginginkan iPhone 6. Namun saya rasa dia masih mau bernegosiasi. Dan dia juga ingin menukarnya dengan iPad 32GB," kata si makelar Larry Else.
Belum bisa dipastikan apakah ini hanya lelucon atau bisa jadi cara menarik perhatian untuk menjual rumahnya. Dan nyatanya, memang ada seorang peminat yang kemudian tertarik.
Jamal Kemp, seorang pegawai perusahaan properti baru-baru ini mengontak Else. Meski disebutkan rumah tersebut dalam kondisi rusak dan butuh perbaikan, Kemp bisa memakluminya.
"Saya bekerja di bidang ini dan saya sangat gembira jika bisa menanganinya. Lagipula biaya memperbaiki rumah tersebut tidaklah terlalu besar," sebutnya.
2. Menyewakan Pacar
|
|
Tak tanggung-tanggung, pemuda di China bernama Wei Chu ini mempromosikan pacarnya di pinggir jalan kota Shanghai untuk menarik sebanyak mungkin peminat. Ia mematok uang sewa 1 poundsterling per jam atau sekitar Rp 20 ribu. Sedangkan tarif sehari penuh dipatok 5 poundsterling
Wei mengaku benar-benar serius menyewakan sang kekasih. Lantas apakah pacarnya yang bernama Xiaoi Ai marah? Ternyata tidak. Menurut penuturan Wei, sang pacar tidak keberatan dengan idenya tersebut.
Mereka yang tertarik diberi penjelasan soal profil sang pacar, seperti tinggi badan atau hobinya. Tapi Wei menegaskan pacarnya hanya boleh diajak melakukan hal-hal biasa seperti makan malam atau menemani di perpustakaan, tidak boleh melakukan kegiatan yang tak senonoh.
"Layanan termasuk kegiatan seperti makan bersama, belajar bersama, ke perpustakaan, dan kencan tiga orang," tulis Wei di papan promosinya.
3. Jebakan Pria Hidung Belang
|
|
Cukup banyak iklan dipajang para pria tersebut di Amerika Serikat. Tepatnya di situs iklan yang cukup populer di sana, Craiglist.
"Aku punya beberapa iPhone 6. Aku bisa saja memberikannya pada kamu jika kamu cukup menarik. Lelaki normal dan bersih di sini, aku mencari wanita yang juga seperti itu," demikian tampilan tulisan di salah satu iklan.
Iklan yang lain malah lebih terang-terangan menginginkan hubungan intim di Craigslist dengan imbalan iPhone 6. Akan tetapi sebagian iklan tersebut sudah dihapus karena dianggap tidak pantas ditayangkan.
4. Usaha Buruh Hingga Menangis
|
|
Lelaki bernama Pham Van Thoai itu adalah seorang pekerja pabrik. Ia menabung sampai mendapat cukup uang untuk membeli iPhone 6 di Singapura. Maka berangkatlah ia bersama sang pacar ke Negeri Singa itu.
Dengan gembira, Pham bertandang ke toko bernama Mobile Air di Sim Lim Square, Singapura. Ia membayar USD 950 ke pemilik toko untuk membeli iPhone. Uang itu diterima tapi bukan iPhone 6 yang ia dapat. Pemilik toko masih meminta biaya tambahan USD 1.500 sebagai biaya garansi.
Pham pun terkejut dan tidak mengerti mengapa harus membayar lagi. Ia putus asa dan menginginkan uangnya kembali sampai memohon dengan berlutut dan menangis. Tapi sang pemilik toko hanya memberikan separuh uangnya.
"Aku ini hanya seorang buruh pabrik, gajiku cuma USD 200 per bulan, jadi uang itu sangat banyak untukku. Aku sedih sekali," kata Pham saat diwawancarai media, dikutip detikINET dari Asia One, Kamis (6/11/2014).
Pada saat ingin membeli, Pham memang disuruh menandatangani sebuah dokumen, tapi dia kurang mengerti bahasa Inggris. Dokumen itu yang rupanya menjadi jebakan.
"Saat mereka bertanya apakah aku ingin garansi satu tahun atau dua tahun, aku berasumsi kalau garansi satu tahun itu cuma-cuma, jadi aku berkata satu tahun. Dia tidak mengatakan aku harus bayar," katanya.
ang pacar yang tidak terima lapor pada aparat setempat. Setelah ditengahi oleh Consumers Association of Singapore (Case), Pham menerima pengembalian USD 400. Tapi masih kurang USD 550.
Tapi Pham terpaksa menerima uang itu karena dia harus segera kembali ke Vietnam. Kasus ini mendapat perhatian luas dan orang-orang pun marah dengan praktik yang dilakukan Mobile Air.
Mobile Air dianggap merusak citra Singapura sebagai negara yang aman untuk berbelanja. Nama mereka pun masuk ke dalam daftar hitam.
(tyo/tyo)