Xiaomi sedang dilirik Konsumen dan kompetitor. Konsumen tentu saja senang, karena vendor ini menawarkan spesifikasi mumpuni dengan harga murah. Lalu bagaimana dengan para kompetitor yang lebih dahulu masuk ke pasar Indonesia?
BlackBerry yang tengah berjuang mengembalikan pamornya tak merasa gentar dengan kehadiran Xiaomi di Indonesia. Bagi BlackBerry, ponselnya tak selevel dengan vendor asal China tersebut.
"Kami tak bisa disamakan levelnya dengan Xiaomi, tidak head to head. Mereka bermain di low-end, sedangkan kami menengah ke atas," kata John Sims, President Global Enterprise Solutions BlackBerry saat berbincang dengan detikINET di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari sisi harga saja sudah beda. BlackBerry Jakarta sangat bagus penjualannya. Itu sebabnya kami adopsi juga kesuksesannya untuk negara lain. Kita sudah luncurkan Z3 di 12 negara lainnya," pungkasnya.
Vendor global lain yang ikut mengomentari adalah Sony. Meski tidak menyebut secara langsung, kehadiran Xiaomi yang dibanderol murah tak jua membuat pabrikan asal Jepang ini keder.
"Ponsel China memang memberikan harga murah dengan spesifikasi tinggi. Tapi, bagi Sony itu tak masalah. Karena Sony juga memberikan user experience," jelas Vice President Sony Mobile South East Asia and Ocenia, Jhon Featherstone, saat diskusi dengan wartawan Indonesia, di Singapura.
Jhon menambahkan, pengalaman bagi konsumen sangat penting dan belum tentu semuanya dapat memberikannya. Apalagi, Sony juga mempunyai teknologi terdepan di kamera, TV dan lain sebagainya.
"Saat ini yang perlu dilakukan oleh Sony adalah fokus memberikan yang terbaik bagi konsumen," tandasnya.
Bila vendor global begitu percaya diri, maka pernyataan agak berbeda diungkapkan merek lokal, seperti Advan. Secara harga, tentu saja mereka head to head secara langsung dengan Xiaomi.
"Kalau dibilang tersaingi itu berarti penjualan kami menurun karena kehadiran Xiaomi," ujar Product Specialist Advan Hulaesuddin kepada detikINET.
Ia mengklaim angka penjualan produknya tak terpengaruh dengan animo pembeli Xiaomi yang tinggi itu. "Kalau penjualannya sama-sama tinggi, berarti kami (Advan dan Xiaomi) hanya memperluas pasar," sebutnya percaya diri.
Maksud dari memperluas pasar di sini adalah mencoba menggaet minat para pengguna feature phone agar beralih menggunakan smartphone. (tyo/ash)