Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Serba-serbi <i>Charging</i>
Korban Charger KW: Terbakar Hingga Nyawa Melayang
Serba-serbi <i>Charging</i>

Korban Charger KW: Terbakar Hingga Nyawa Melayang


- detikInet

Sheryl Anne Aldeguer, korban charger KW di Australia (Ist.)
Jakarta - Menggunakan charger berkualitas rendah bukan tanpa risiko. Ancaman dari membuat perangkat yang rusak hingga menyebabkan nyawa pengguna melayang ada di depan mata.

Untuk menekan harga semurah mungkin, biasanya charger KW dibuat dengan kemampuan seadanya. Tak ada pengujian dan sertifikasi layaknya pada charger original.

"Akibatnya, charger KW seringkali membuat device lebih mudah rusak karena arus yang dialirkan tidak stabil, dan tidak punya pengaman arus di dalamnya. Juga berisiko terhadap sengatan listrik pada device atau terbakar,” kata gadget enthusiast Lucky Sebastian.

Di Amerika Serikat, tepatnya di Minnesota, charger KW sudah pernah memakan korban. Karena harganya yang murah pengguna iPhone bernama Tim Tyrell lebih memilih menggunakan pengisi ulang baterai tak resmi.

Charger original Apple umumnya dihargai sekitar USD 25 sampai USD 30, namun Tyrell lebih memilih berburu charger bekas di e-Bay dan menemukan sepasang charger yang katanya orisinil dalam kondisi bekas dengan harga hanya USD 10.

Apesnya, secara tak terduga charger yang baru dibelinya tersebut malah meledak saat dirinya mencolokkan ke sumber listrik. Akibat kejadian itu, telapak tangan kirinya mengalami luka bakar hampir di seluruh bagian.

Parahnya lagi, luka bakar yang dialaminya juga terkomplikasi dengan penyakit diabetes yang dimilikinya, sehingga memaksa Tyrell harus dirawat secara intensif lebih lama.

Di China ada kejadian yang lebih parah lagi. Pramugrari cantik bernama Ma Ailun, 23 tahun, tewas tersetrum saat menelepon dengan iPhone yang sedang diisi ulang. Setelah ditelusuri ternyata ia menggunakan charger abal-abal dari merek yang tidak dikenal.

Belum lama ini kejadian serupa juga terjadi di Australia. Ibu dua anak bernama Sheryl Anne Aldeguer itu ditemukan sudah tidak bernyawa di rumahnya yang belokasi di East Gosford. Ia ditemukan menggunakan headphone dan menderita luka bakar parah di telinga serta dadanya.

Kisah charger abal-abal perenggut nyawa itu kini mencuri perhatian pemerintah Australia. Pasca kejadian yang merenggut nyawa itu, otoritas setempat langsung mengeluarkan aturan soal larangan menggunakan charger tanpa standar keamanan.

β€œAlat ini bisa menimbulkan risiko serius. Bisa merusak alat elektronik atau menimbulkan kebakaran,” kata Rod Stowe, Komisaris untuk lembaga regulasi perdagangan di Australia.

Untuk menunjukkan keseriusannya lembaga tersebut langsung menarik peredaran charger abal-abal di sekitar Campise, kota kecil yang terletak di barat daya Sydney, Australia.

Bahkan di wilayah tersebut diberlakukan aturan khusus. Siapapun yang terbukti menjual charger tanpa sertifikasi keamanan akan didenda hingga 875 ribu dolar Australia atau setara dengan Rp 1 miliar!


(eno/ash)







Hide Ads