Menurut Irving Tan, Presiden Asia Pacific & Japan Cisco, pemilihan Android ini tentu bukannya tanpa pertimbangan yang matang. Namun karena kemudahan interoperabilitas dan lisensinya, masalah keamanan pun tak jadi soal.
"Karena tujuan perangkat ini adalah untuk bisnis, tentu kami perlu menjaganya untuk tetap aman dengan Cisco Secure Network. Ketika diakses secara mobile, harus pakai VPN lewat Cisco AnyConnect," jelasnya di Hotel Sheraton, Macau.
"Security Enhanced Android operating system yang dikombinasikan dengan Cisco end-to-end security features kami jamin akan memberikan rasa aman bagi para network administrator," papar Irving dalam pertemuan dengan sejumlah media dari Asia Pasifik dan Jepang, termasuk detikINET satu-satunya dari Indonesia.
Dengan demikian, Cisco menegaskan kepada para penggunanya agar tak perlu risau dengan isu keamanan saat menggunakan perangkat ini. Karena masalah itu sudah diantisipasi sejak jauh-jauh hari oleh sang raksasa jaringan asal San Francisco, AS ini.
Sementara ditambahkan oleh Scott Brown, Vice President Technology Solutions & Architecture Cisco APJC, alasan lain dari ketertarikan Cisco untuk membenamkan Android di perangkat DX80 dan DX70 adalah ekosistem dari pengembangan aplikasinya.
"Dengan memilih Android, kami lebih optimistis akan lebih banyak aplikasi yang tersedia untuk desktop collaborate ini. Android tentu lebih memikat para developer untuk mengembangkan software bisnisnya di perangkat ini," kata dia di tempat yang sama, Rabu (28/5/2014).
DX80 dan DX70, desktop all-in-one ini dihadirkan Cisco bukan sebagai pengganti komputer PC maupun tablet. Namun lebih sebagai pilihan perangkat pendamping yang lebih ringkas namun memiliki fungsi yang optimal untuk kebutuhan enterprise seperti contact center maupun meeting virtual.
Untuk DX80, perangkat dengan desain mirip Mac buatan ini punya lebar 23 inches diagonal yang mengusung FHD capacitive touchscreen LCD dengan resolusi 1920 x 1080 pixel. Di bagian atasnya ada kamera untuk video communication HD dengan fitur Cisco TelePresence.
Meskipun bodinya mirip-mirip Mac, namun untuk sistem operasinya Cisco lebih memilih Android 4.1.1. Prosesornya sendiri menggunakan TI OMAP 4470 1.5 GHz dengan storage 8 GB eMMC flash memory, serta RAM 2 GB.
Dengan OS Android, tentu saja fungsinya kurang lebih sama dengan tablet atau smartphone Android pada umumnya. Bisa menjalankan aplikasi-aplikasi Android yang bisa di-download langsung dari Play Store. Selain itu, fitur utamanya tentu fasilitas yang ada di Cisco WebEx dan Cisco Jabber.
Desktop ini juga didesain untuk memudahkan transfer data secara seamless menggunakan bluetooth saat ingin memindahkan pekerjaan dari DX80 ke smartphone maupun tablet, atau bahkan sebaliknya.
DX80 ini akan dipasarkan secara retail melalui partnernya dengan harga rekomendasi USD 3.990 atau sekitar Rp 42 juta lebih. Sementara versi mininya, DX70 yang punya layar 14 inch dan lebih mirip tablet jumbo ini dibanderol USD 2.750 atau sekitar Rp 30 jutaan.
Rencananya, kedua produk ini akan mulai dipasarkan dalam beberapa bulan mendatang. Di Indonesia, DX70 katanya akan hadir lebih dulu mulai pertengahan tahun ini. Sementara DX80 baru menyusul kemudian di bulan November 2014.
(rou/ash)