Baik itu penggemar atau Anda yang merasakan kejayaan Nokia di era 1990-an sampai awal 2000-an pastinya terpekur jika di masa depan nama Nokia mungkin sudah tidak ada lagi.
Sebelum nanti pindah ke Amerika Serikat, mungkin sudah yang banyak tahu bahwa Nokia bermarkas di Espoo. Markas yang juga dikenal juga sebagai Nokia House atau NoHo itu memang terletak di pusat industri, jaraknya 10 menit dari Helsinski, ibukota Finlandia.
Ponsel Nokia yang booming tak mengenal layar retina display atau prosesor gahar quad core. Nokia 5190, misalnya, tampilannya standar layar monokromatik, hanya untuk menelpon dan berkirim SMS. Ya, sesekali Anda bisa memainkan game si ular melingkar, Snake.
Nokia memang bukan pemain pertama di dunia ponsel, tersebutlah nama Motorola. Tapi keniscayaan bahwa Nokia mampu bertahan selama enam tahun sebagai rajanya ponsel.
Vendor itu pernah mencapai masa puncak kejayaannya pada tahun 2007, dengan market share hingga 41%. Pencapaian yang luar biasa, bahkan tak mampu diikuti oleh Samsung setidaknya sampai saat ini.
"Sulit untuk membayangkan ada vendor yang mencapai 41% pangsa di dunia saat ini," kata Ken Hyers, analis Strategy Analytics yang detikINET kutip dari Cnet, Jumat (2/5/2014).
Bandingkan dengan saat ini, sampai akhir tahun lalu, Nokia hanya mampu berkuasa 15% atas pasar ponsel dunia, itu pun terbantu dengan penjualan ponsel murah untuk negara berkembang, seperti Indonesia.
Setelah Motorola, memang tidak ada vendor yang sebesar Nokia dan bertahan lama di puncak. Ini yang membuat Nokia agaknya lengah menghadapi iPhone dan ‘keras kepala' ketika Android menjadi popular.
Nokia pun dianggap semakin terpuruk, karena ketika CEO mereka kala itu -- Stephen Elop -- mengubah segala kejayaan masa lalu. Dimulai dari menghentikan dukungan Symbian serta memilih Windows Phone.
Sebagai pamungkasnya adalah, Nokia dijual 'murah' ke Microsoft--yang notabene merupakan mantan perusahaan Elop.
Kini, Elop sudah kembali ke Microsoft, tapi tidak dengan kesuksesan dari Nokia. Setelah mengakuisisinya, Nokia mungkin akan sekadar menjadi cerita di masa lalu.
Memang Nokia tidak benar-benar musnah. Selain perangkat mobile, bisnis perusahaan infrastruktur telekomunikasi, jasa pemetaan, dan divisi teknologi canggih akan terus beroperasi di bawah merek Nokia
Sekalinya raja tetaplah raja, ingatlah dahulu Nokia merupakan perusahaan dengan keuangan yang buruk, sebelum Jorma Ollila datang sebagai CEO dan menyelamatkannya pada tahun 1992.
Sebelum dikenal sebaga pembuat ponsel, Nokia adalah pembuat kertas yang cukup ternama. Sampai akhirnya Nokia beralih ke bisnis alat jaringan untuk telegraph dan kabel elektronik,.
Di bawah Ollila, Nokia didorong untuk semakin percaya diri masuk ke bisnis ponsel untuk konsumen, dan tidak hanya terpaku pada produksi alat telekomunikasi.
Pada tahun 1998, Nokia menggulingkan Motorola untuk menjadi produsen ponsel terbesar di dunia .
Nokia sukses besar dengan konsep 'Nokia DNA', sebuah konsep yang ponsel yang semua memiliki sesuatu berbeda, tapi tampilan yang konsisten.
Bahwa penolakan keras kepala untuk mengubah desain ternyata menjadi celah pertama dalam dominasinya. Karena saat ini Nokia kembali berusaha menjadi raja kembali dan merebut tahta yang telah lama jatuh.
(tyo/ash)