×
Ad

Sisi Gelap di Balik Kecanggihan Robot Humanoid

Fino Yurio Kristo - detikInet
Minggu, 21 Des 2025 22:41 WIB
Sisi Gelap di Balik Kecanggihan Robot Humanoid. Foto: REUTERS/Tingshu Wang
Jakarta -

Robot bertenaga AI perlahan merebak, mulai robot pengantar barang beroda hingga robot pendamping bagi populasi lansia yang terus meningkat. Namun yang paling memikat para investor agaknya adalah robot humanoid.

Mereka menggelontorkan dana hingga miliaran dolar ke sektor ini di tengah euforia bahwa robot berbentuk manusia mampu memengaruhi hampir setiap sendi masyarakat. Mereka berpotensi menggantikan pekerjaan di berbagai bidang, dari pekerjaan rumah tangga hingga buruh pabrik.

Tetapi seorang pemodal ventura melayangkan peringatan bahwa lonjakan investasi ke robot humanoid menunjukkan tanda-tanda gelembung finansial atau bubble berikutnya. Terlepas dari video-video robot menari viral, realitanya masih banyak kendala teknis besar harus diselesaikan. Startup di bidang ini masih sangat jauh dari menghasilkan keuntungan.

"Investor harus tetap disiplin dan mendukung perusahaan yang memiliki tujuan realistis berdasarkan ekonomi, bukan sekadar tren," cetus Daiva Rakauskaite, manajer di Aneli Capital, perusahaan modal ventura asal Lithuania.

"Sejak hari pertama, startup seharusnya membidik aliran pendapatan awal melalui lisensi dan kemitraan, serta memiliki model monetisasi yang jelas dalam waktu dekat. Filosofi utamakan pendapatan ini bisa diterapkan di bidang apa pun," imbuhnya yang dikutip detikINET dari Futurism, Minggu (21/12/2025).

Rakauskaite bukan satu-satunya yang menyuarakan kekhawatiran. China's National Development and Reform Commission, badan perencana ekonomi, memperingatkan gelembung yang terbentuk di sekitar robotika. Banyak startup menciptakan robot yang terlalu mirip sehingga memboroskan dana yang seharusnya bisa digunakan untuk riset krusial.

Peringatan ini diperkuat skeptisisme dari pelopor robotika, Rodney Brooks, penemu robot penyedot debu Roomba. Awal tahun ini, ia menulis investasi besar-besaran sia-sia karena robot humanoid belum cukup aman untuk melakukan tugas manusia akibat masalah ketangkasan tangan dan cara berjalan, di samping masalah teknis lain. "Kita akan melewati masa euforia yang besar, lalu kemudian masuk ke fase kekecewaan yang dalam," ujarnya.

Meski begitu, tren robot humanoid seolah tak terkendali karena AI memberikan potensi komersial pada humanoid yang sebelumnya tidak mungkin terjadi.

Dalam laporan bulan Oktober dari firma analisis bisnis CB Insights, disebutkan sektor ini masih menghadapi tantangan mendasar pada inferensi, ketangkasan, keandalan, dan biaya, yang membatasi penggunaan awal hanya pada lingkungan terstruktur seperti pabrik dan gudang dengan jenis tugas yang terkendali dan dapat diprediksi.



Simak Video "Video: China Gelontorkan 15 Miliar Yuan Untuk Industri Robot Humanoid "

(fyk/hps)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork