Perjuangan merintis brand Batik Khantil dan Kintakun ternyata tak mudah. Keduanya pernah alami musibah kebakaran tapi sukses bangkit. Hal ini diceritakan langsung oleh Ahmad Musa selaku owner Batik Khantil.
Musa bercerita bahwa Batik Khantil berdiri bahkan sebelum Shopee hadir. Ketika itu, ia dan istri memasarkan produknya ke kios-kios di pasar tradisional.
"Setelah itu buka toko di Pekalongan sekitar 2015-2018, lalu toko itu mengalami musibah, kebakar tuh tokonya habislah setelah sekian lama kita bangun," ujarnya di acara 'Media Gathering Shopee 12.12 Birthday Sale - Satu Dekade Mengukir Cerita Pertumbuhan Bersama', Jumat (5/12/2025), di Aroem Mahakam, Jakarta Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjuangannya selama bertahun-tahun membangun Batik Khantil seakan hilang dalam semalam. Akan tetapi, dia mengatakan tidak mau menutup diri untuk bangkit dan berjuang lagi.
Masuk ke masa pandemi, Batik Khantil makin digoyang, bahkan tutup lagi. Akhirnya, didorong oleh istrinya, Musa membuka toko online di Shopee. Tujuannya agar Batik Khantil tetap eksis, dapat memperkenalkan batik, dan memperluas jaringan.
"Masuk Shopee titik balik, awalnya dikenal di Pekalongan jadi banyak karya kita di seluruh Indonesia. Semenjak bergabung di Shopee, pemasukan kami meningkat 50x lipat," kisahnya.
Kini, Musa memiliki 45 karyawan. Dia juga telah membangun studio Shopee Live sendiri karena live streaming menjadi sumber pemasukan terbesar. Sekitar 45% pesanan Batik Khantil datangnya dari Shopee Live.
Selain itu, Batik Khantil ikut ekspor shopee menembus negara Singapura, Malaysia dan Thailand. Dia merasa luar biasa membawa para pengrajin Pekalongan ke Asia Tenggara dan menjadi bangga.
"Betul saat kehilangan toko akibat kebakaran, bukan hanya penghasilan tapi kerja keras kami. Rasanya campur aduk, sedih, kecewa, tapi saya tidak membiarkan diri saya terpuruk. Walau menyakitkan tapi justru mengajarkan saya lebih tangguh," akunya.
Jatuh Bangun Kintakun
Vincent Saputera Marketing Director of Kintakun juga punya cerita yang sama. Kintakun berdiri pada 2005 dan main di pasar lokal. Ketika ada Shopee, Kintakun langsung masuk memperkenalkan produknya.
"Kintakun pernah juga mengalami beberapa fase tidak mudah, zaman krisis, ada kebakaran juga di pabriknya, tapi kita bangkit 2017-2018. Dikit-dikit kita growing di Shopee," kenang Vincent.
Sempat mengalami penurunan penjualan hingga overstock, Kintakun bangkit setelah bergabung menjadi Shopee Mall. Beragam campaign dijalani untuk menjangkau dan memperkenalkan produk mereka ke seluruh Indonesia.
"Fitur terbaru membantu bertumbuh misalnya Shopee Live dan Shopee Video. Ini tren baru secara digital yang bisa kasih lihat produk langsung dan interaksi. Jadi apa yang mereka beli bisa lebih real. Shopee Video membantu untuk marketing video-video menarik sehingga mereka masuk ke live-nya," bukanya.
Shopee Mendorong UMKM
Adi Rahardja Senior Director of Business Development Shopee Indonesia mengatakan selama 10 tahun ini platformnya membangun ekosistem lengkap untuk pengguna, UMKM, brand lokal, hingga kreator.
Pengalaman belanja pun ditingkatkan dengan berbagai promo seperti garansi tepat waktu, bebas kembali, sampai pengembangan fitur AI. Bahkan terbaru ada OTT shopping bekerjasama dengan Vidio.
"Shopee jadi rumah jutaan UMKM membangun bisnis mereka. Kami mengadakan pelatihan untuk UMKM, mendorong pertumbuhan usaha. Ada juga program Shopee Ekspor. Banyak kisah sukses seperti Batik Khantil dan Kintakun," tandasnya.
(ask/fyk)











































