Laporan Google Terbaru: RI Masih Jadi Raja Ekonomi Digital ASEAN
Hide Ads

Laporan Google Terbaru: RI Masih Jadi Raja Ekonomi Digital ASEAN

Agus Tri Haryanto - detikInet
Rabu, 13 Nov 2024 15:35 WIB
Google, Google Indonesia, Ilustrasi Google Indonesia
Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET
Jakarta -

Di penghujung tahun 2024, Indonesia diperkirakan akan masih menjadi raja ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara. Hal itu terungkap berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2024 terbaru yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company.

Ekonomi digital Indonesia akan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) sebesar USD 90 miliar atau setara dengan Rp 1.419 triliun pada tahun 2024. Angka tersebut naik 13% dibandingkan GMV di tahun sebelumnya, sehingga GMV Indonesia yang terbesar di Asia Tenggara.

Sektor e-commerce masih menjadi kontributor terbesar bagi ekonomi digital, yang tumbuh 11% menjadi GMV USD 65 miliar pada tahun 2024. Pertumbuhan tersebut seiring dengan terus berinovasinya platform e-commerce besar yang juga menawarkan fitur-fitur baru, seperti video commerce untuk meningkatkan pengalaman pengguna dalam berbelanja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun Indonesia merupakan pasar dengan pertumbuhan tercepat kedua terkait jumlah video yang diupload kreator, dengan peningkatan CAGR sebesar 16% dari tahun 2022 hingga 2024.

"Seiring berkembangnya lanskap digital, kami melihat video commerce dan ekonomi kreator terus bertumbuh. Komunitas kreator video yang berkembang pesat di Indonesia, yang merupakan komunitas dengan pertumbuhan tercepat kedua di kawasan ini setelah Singapura, menandakan potensi besar yang dimiliki Indonesia di bidang ini," kata Veronica Utami, Country Director, Google Indonesia di Jakarta, Rabu (13/11/2024).

ADVERTISEMENT

Kecerdasan Buatan (AI) juga mentransformasi lanskap digital Indonesia. Bidang pemasaran, game, dan pendidikan menjadi faktor pendorong minat penelusuran terhadap AI, dan kini makin banyak bisnis yang menggunakan AI untuk iklan tepat sasaran, memberikan engagement yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, serta pengalaman pelanggan yang imersif.

Disampaikan Veronica bahwa AI telah menjadi alat penting untuk meningkatkan efisiensi, pengalaman pelanggan, dan inovasi.

Untuk memenuhi permintaan ini, kapasitas pusat data yang telah rencanakan Google juga diperkirakan tumbuh 268% dari kapasitas 202 MW saat ini guna mendukung komputasi, layanan AI, dan pertumbuhan data yang lebih cepat.

"Penerapan AI akan mempercepat transformasi digital di berbagai industri dan secara geografis. Menariknya, minat terbesar terhadap AI datang dari Kalimantan Timur, Jakarta, dan Kepulauan Riau," kata Veronica.

Seiring pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, Veronica mengatakan menjaga kepercayaan digital sangatlah penting untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan.

Konsumen mencari fitur keamanan terpercaya seperti enkripsi dan autentikasi dua faktor, dan kini ada makin banyak platform yang menggunakan sistem deteksi penipuan yang didukung AI serta upaya kepatuhan untuk meningkatkan kepercayaan pengguna.

Disampaikannya dengan semakin populernya pembayaran digital di Indonesia, membangun lingkungan yang aman dan transparan sangatlah penting untuk mendorong penggunaannya dan memastikan pertumbuhan jangka panjang ekonomi digital.

Peningkatan keamanan digital harus dilakukan untuk mengimbangi pesatnya adopsi digital di Indonesia. Penerapan AI untuk memperkuat pertahanan terhadap ancaman serangan cyber dan penipuan online menjadi hal yang penting. Kolaborasi dengan pemerintah dan pelaku industri akan menjadi kunci untuk memastikan lingkungan digital yang aman, inklusif, dan tangguh.

"Dengan demikian, kami yakin Indonesia dapat membuka potensi ekonomi digitalnya dan memimpin inovasi digital di kawasan ini," tutup Veronica.




(agt/fay)
Berita Terkait