Samsung memperkirakan laba operasionalnya akan bertumbuh 15 kali lipat pada Q2 2024, yang dicapai berkat meningkatnya harga semikonduktor dari boomingnya bisnis AI.
Samsung memprediksi laba operasional mereka meningkat menjadi 10,4 triliun won atau sekitar Rp 118 triliun pada kuartal yang berakhir pada 30 Juni lalu. Angkanya itu meningkat sangat pesat dibanding Q2 2023, yang mana laba operasional mereka hanya 670 miliar won.
Pemasukan Samsung diperkirakan melonjak 23% pada Q2 2024 jika dibanding dengan periode yang sama setahun sebelumnya, yaitu menjadi 74 triliun won, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (5/7/2024).
Khusus dari divisi semikonduktor, diperkirakan akan mencatatkan keuntungan selama dua kuartal berturut-turut, yang berarti meningkat dari kuartal sebelumnya. Ini terjadi karena harga chip memori terus bertumbuh dari pertengahan 2022 hingga akhir 2023, dikarenakan setelah pandemi, permintaan perangkat dengan chip melemah.
Namun permintaan untuk chip memori DRAM kini melesat, terutama chip DRAM dengan bandwidth tinggi (high bandwidth memory/HDM) yang dipakai di chipset AI. Termasuk chip yang dipakai untuk data center serta perangkat yang menjalankan layanan AI.
Selama Q2 2024, harga chip memori untuk perangkat consumer meningkat sekitar 13-18% jika dibandingkan kuartal sebelumnya. Sementara untuk chip NAND flash yang dipakai di data storage meningkat 15-20%.
Namun peningkatan harga tersebut diperkirakan akan menurun pada Q3 sebesar 5-10% baik untuk DRAM ataupun NAND. Hal tersebut karena permintaan untuk chip yang lebih jadul untuk perangkat consumer yang melemah.
Menurut analis dari Daol Investment & Securities, permintaan chip kelas atas seperti HBM dan SSD akan terus membumbung karena AI. Namun jika dibandingkan dengan rival senegaranya, SK Hynix, Samsung masih tertinggal dalam hal pasokan ke konsumen seperti Nvidia.
Simak Video "Video Fitur LOG Video Kamera Depan Samsung Galaxy S25 Edge "
(asj/asj)