Kelemahan iPhone yang Membuat Apple Terancam
Hide Ads

Kelemahan iPhone yang Membuat Apple Terancam

Muhammad Lugas Pribady - detikInet
Senin, 19 Feb 2024 13:45 WIB
Mockup iOS 18
Hadapi Persaingan Ketat di China, Apple Atur Strategi iOS 18. Foto: MacRumors
Jakarta -

Dengan persaingan yang begitu ketat di industri ponsel di China, Apple mencoba terus merapatkan barisan dengan mengikuti tren yang tengah berkembang di pasar. Apalagi jika mengingat China memiliki banyak produsen ponsel yang siap meluncurkan lebih banyak perangkat high-end. Apple saat ini dianggap tertinggal dalam implementasi AI.

Menurut pengamat, meskipun Apple iPhone memimpin pasar smartphone di China pada akhir tahun 2023, masa depannya diperkirakan masih terlalu samar. Hal ini karena lambatnya integrasi fitur AI dalam iPhone dan tergerus oleh popularitas ponsel lipat yang tengah ramai di China saat ini.

Walaupun teknologi AI generatif diperkirakan akan hadir dengan rilisnya iOS 18, upaya itu sudah ketinggalan langkah dibandingkan dengan produsen ponsel lokal lainnya. Seperti yang dituliskan oleh The Information, pesaing lokal China tengah bersiap-siap meluncurkan lebih banyak ponsel high-end. Untuk bisa bersaing di pasar, kabarnya Apple pun kini tengah mengembangkan prototipe untuk iPhone lipat model clamshell.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan yang berbasis di Cupertino, California ini baru saja merilis model AI yang bernama MLLM-Guided Image Editing (MGIE) pada awal bulan Februari. AI ini berfungsi membantu mengedit foto berdasarkan input teks oleh pengguna.

Meskipun akan lebih banyak teknologi AI generatif yang diperkirakan hadir di tahun ini yang berbarengan dengan dirilisnya iOS 18, Apple masih terlalu lambat dalam inovasi AI sehingga bisa membuat celah bagi pesaing yang mengembangankan Large Language Models (LLMs) dan ponsel lipat high-end.

ADVERTISEMENT

Senior Research Manager for Client Devices IDC Asia-Pacific, Will Wong mengatakan Apple akan selalu memiliki tempat di hati masyarakat walaupun tak memiliki inovasi baru. Tapi ia juga mengingatkan terlebih pasar China perlu sesuatu yang spesial untuk tetap bisa bersaing.

"Apple akan selalu memastikan pengalaman yang menyenangkan bagi penggunanya, bahkan jika bukan yang pertama menghadirkan teknologi baru pada produknya. Tetapi dampak keterlambatan dalam AI akan mempengaruhi citranya sebagai pemimpin teknologi, terutama karena pasar di China membutuhkan faktor 'wow' lebih banyak," kata Wong dikutip detikINET dari South China Morning Post.

Wong juga menyarankan agar Apple tidak menambah pengiriman produk ke wilayah China di tahun 2024, karena ini menjadi pertaruhan yang besar untuk Apple sendiri. Ia menjelaskan dari data yang dihimpun IDC, Apple memang memimpin pasar China pada kuartal keempat tahun lalu. Namun perlu diperhatikan setelah periode stagnasi yang panjang, pasar China juga diperkirakan akan kembali tumbuh pada tahun 2024.

Dari data Counterpoint, Huawei Technologies kembali menduduki posisi nomor 1 selama dua minggu pertama di pasar China tahun 2024. Sebelumnya, Huawei mengalami periode terpuruk setelah ditambahkan ke daftar hitam perdagangan Amerika Serikat pada Mei 2019, yang berimbas pada roda bisnis mereka.

Dan secara mengejutkan, pada Agustus tahun lalu Huawei merilis produk teranyar mereka yakni Mate 60 Pro 5G yang ditenagai chip Kirin 9000s buatan sendiri berhasil menarik perhatian pasar China. IDC juga mencatatkan Huawei kembali ke podium lima besar pada kuartal keempat tahun 2023 dengan lonjakan pengiriman sebanyak 36,2%.

"Kami mengharapkan Huawei mempertahankan momentumnya dan menjadikan tantangan untuk Apple. Ini akan didukung utamanya oleh merk lokal Huawei yang kuat dan potensinya untuk membawa teknologi inovatif lebih banyak seperti produk terkait ponsel lipat kepada konsumen," terang Wong.

Senada dengan Wong, pengamat dari TF International Security Kuo Ming-chi yang dikenal akurat dalam menilai bisnis Apple berpendapat tajam karena mengharapkan tren penurunan yang dialami Apple terus terjadi di tahun ini.

"Alasan utama penurunan ini adalah kembalinya Huawei dan fakta bahwa ponsel lipat secara bertahap menjadi pilihan pertama untuk pengguna high-end di pasar China," tulis Kuo.

Meskipun sempat memimpin pasar, Apple melaporkan penurunan pendapatan mereka hampir 13% dari Greater China pada kuartal Desember walaupun mengalami peningkatan di wilayah lain. Dari segi pengiriman mingguan ponsel pintar Apple ke China pun telah turun 30-40% dalam beberapa minggu terakhir.

Di pasar smartphone premium global yang memiliki rerata harga USD 600, Apple masih tak terkalahkan dengan pangsa pasar dominan sebesar 71%. Meski seperti itu, pangsa Apple di segmen tersebut turun 75% pada tahun 2022 seiring dengan bangkitnya Huawei dan kenaikan Samsung.

Inilah yang jadi peringatan bagi Apple untuk tahun ini, yaitu mulai bangkitnya para produsen lokal yang siap bersaing bahkan mengungguli Apple yang terkesan monoton dan hanya mengandalkan popularitasnya merknya.




(rns/rns)