Alasan Pabrik Chip Canggih Samsung dan TSMC Cuma di Korea dan Taiwan
Hide Ads

Alasan Pabrik Chip Canggih Samsung dan TSMC Cuma di Korea dan Taiwan

Anggoro Suryo - detikInet
Senin, 05 Feb 2024 12:45 WIB
Ilustrasi TSMC
Foto: Dok. TSMC
Jakarta -

Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) dan Samsung Electronics punya satu kesamaan, yaitu keduanya sama-sama gencar berinvestasi untuk industri chip di berbagai negara, namun pabrik chipnya paling canggih dipertahankan di negara asalnya.

Misalnya Samsung, pabrikan chip terbesar di dunia kedua, berencana menginvestasikan sekitar USD 371 triliun hingga 2047 dalam proyek semikonduktor "megacluster" di Seoul Korea Selatan, yang diungkap oleh pemerintah Korea Selatan pada pertengahan Januari 2024 lalu.

Fasilitas tersebut diperkirakan akan difokuskan untuk memproduksi chip tercanggih mereka yang menggunakan proses 2nm, demikian dikutip detikINET dari South China Morning Post, Senin (5/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa hari setelah pengumuman proyek megacluster tersebut, chairman TSMC Mark Liu menyebut mereka berencana membangun pabrik baru untuk chip 2nm di science park Hsinchu dan Kaohsiung, Taiwan.

Pihak TSMC pun saat ini tengah menunggu persetujuan dari pemerintah untuk membangun pabrik chip 2nm di Taichung. Baik Samsung maupun TSMC menargetkan chip 2nm bisa diproduksi massal pada 2025.

ADVERTISEMENT

Kedua perusahaan ini sama-sama menggeber investasi dalam negerinya setelah menghadapi berbagai tantangan untuk membangun pabrik di Amerika Serikat -- yang tengah menggencarkan produksi chip lokal, termasuk lewat berbagai insentif yang ditawarkan.

Baik Samsung maupun TSMC merupakan kandidat kuat untuk menerima subsidi miliaran dolar dari AS yang diatur dalam US Chips and Science Act. Jumlah subsidi yang disediakan pemerintah AS ini mencapai USD 53 miliar dan dilakukan untuk menggeber produksi chip di AS.

TSMC saat ini tengah membangun dua pabrik di Arizona, AS, yang awalnya diharapkan bisa memproduksi massal chip 4nm mulai tahun 2024, dan chip 3nm pada 2026. Sementara Samsung mulai membangun pabrik senilai USD 17 miliar di Texas sejak 2021, dan diharapkan bisa memproduksi chip 4nm.

Namun keduanya kini kompak menunda jadwal produksinya. Misalnya Samsung yang menunda produksinya di Texas dari tahun ini menjadi 2025 karena subsidi dari pemerintah AS yang tertunda.

Begitu juga dengan TSMC yang menunda produksinya di Arizona hingga 2025 karena kesulitan merekrut pegawai lokal yang terampil. Mereka pun menghadapi perlawanan dari serikat pekerja lokal untuk membawa pekerja dari Taiwan.

Tak cuma AS, sejumlah negara di Eropa dan juga Jepang juga tengah berusaha memproduksi chip di negaranya, juga dengan iming-iming subsidi besar. Namun Samsung dan TSMC juga tetap tak mau membawa pabrik chip tercanggihnya ke luar negara asalnya.

Alasan utamanya menurut Eddie Han, direktur penelitian dari Isaiah Research, adalah biaya produksi.

"Misalnya, biaya produksi TSMC di AS diperkirakan setidaknya 40% lebih tinggi dibanding Taiwan dan bahkan lebih tinggi lagi di Jepang. Membangun dan mengoperasikan pabrik di Taiwan lebih efektif dari biaya secara signifikan dibanding membangun di luar negeri," kata Han.

Niat kedua perusahaan itu juga kemudian didukung oleh pihak pemerintahan, yang meningkatkan investasinya di sektor chip lokal sekalipun ada masalah ketidakpastian geopolitik.

Seperti yang dilakukan oleh pemerintah Korsel yang berencana membangun kluster industri chip terbesar di dunia, yang berisi 13 pabrik chip baru dan tiga fasilitas penelitian yang tersebar di sejumlah kota di provinsi Gyeonggi.

Proyek tersebut saat ini sudah mendapat kepastian investasi 122 triliun won dari SK Hynix -- pabrikan chip terbesar kedua di Korsel. Dan, kapasitas produksi bulanannya diperkirakan mencapai 7,7 juta wafer chip pada tahun 2030.

"Selama 20 tahun ke depan kami memperkirakan bisa menciptakan 3 juta lapangan kerja berkualitas," ujar Presiden Korsel Yoon Suk-yeol, yang juga menyebut dalam lima tahun ke depan akan ada investasi 158 triliun won, dengan jumlah lapangan pekerjaan mencapai 950 ribu.