OpenAI tengah mencari pendanaan baru dengan valuasinya yang mencapai USD 100 miliar, atau sekitar Rp 1.546 triliun.
Informasi ini dikutip Bloomberg dari seorang sumber yang mengetahui masalah ini. Valuasi, aturan valuasi, dan waktu pendanaan sampai saat ini belum difinalisasi dan masih bisa berubah ke depannya.
Namun yang jelas saat ini OpenAI tengah menggelar diskusi untuk menggalang dana untuk sebuah perusahaan chip baru dengan perusahaan pengembangan AI G42 yang berbasis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum jelas apakah perusahaan chip dengan pendanaan OpenAI secara keseluruhan ini berhubungan. Namun pendanaan tersebut disebut akan menggalang dana antara USD 8 miliar sampai 10 miliar dari G42, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Minggu (24/12/2023).
Selain dengan G42, OpenAI juga tengah menyelesaikan kerja sama berbeda dengan Thrive Capital yang diperkirakan akan selesai pada awal Januari mendatang. Lewat kerja sama tersebut, para karyawan OpenAI akan bisa menjual sahamnya dengan valuasi total sebesar USD 86 miliar.
Sebelumnya, pendanaan terbesar yang didapat OpenAI berasal dari Microsoft, yang berkomitmen menyuntikkan dana sebesar USD 10 miliar. Dana sebesar itu membuat OpenAI bisa menggeber pengembangan ChatGPT pada November 2022 lalu.
Meski sudah menyuntikkan dana yang sangat besar ke OpenAI, Microsoft mengaku tak mempunyai kepemilikan dari perusahaan pembuat ChatGPT tersebut.
Dalam pernyataan resminya, Microsoft menyebut kerja sama mereka dengan OpenAI adalah hal rahasia, namun bisa dipastikan kalau mereka tak mempunyai bagian di OpenAI dan hanya berhak atas pembagian keuntungan.
Pernyataan ini dikeluarkan Microsoft setelah mereka menjadi target penyelidikan badan antimonopoli Amerika Serikat dan Inggris, yang dilakukan setelah kisruh pemecatan dan kembalinya CEO OpenAI Sam Altman.
OpenAI juga sebelumnya pernah menjual saham senilai USD 300 juta saat valuasinya hanya USD 30 miliar.
(asj/asj)