Business Insider melaporkan karyawan Zoom yang tinggal dekat salah satu kantornya diminta untuk ke kantor setidaknya dua kali seminggu. Tapi deskripsi Zoom soal dekat kantor agak sedikit aneh, karena kebijakan ini berlaku untuk karyawan yang tinggal dalam jarak 80 km dari kantor.
"Kami percaya bahwa pendekatan hybrid terstruktur -- artinya karyawan yang tinggal di dekat kantor perlu berada di lokasi dua hari seminggu untuk berinteraksi dengan timnya -- paling efektif untuk Zoom," kata juru bicara Zoom, seperti dikutip dari Business Insider, Senin (7/8/2023).
"Sebagai perusahaan, kami berada dalam posisi yang lebih baik untuk menggunakan teknologi kami, terus berinovasi, dan mendukung pelanggan global kami," sambungnya.
Ironisnya, survei internal Zoom pada tahun 2022 menemukan 69% karyawan merasa kebebasan untuk memilih bekerja dari rumah, di lokasi, atau hybrid merupakan sesuatu yang penting. Tidak hanya itu, 45% karyawan mengatakan mereka akan mencari pekerjaan baru jika tidak diizinkan WFH oleh kantor saat ini.
Banyak perusahaan teknologi yang mengharuskan karyawannya masuk kantor beberapa hari dalam sepekan. Namun kebijakan Zoom agak mengagetkan mengingat aplikasi video conference ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pandemi.
Pandemi COVID-19 berhasil mendongkrak nilai saham Zoom hingga enam kali lipat pada tahun 2020. Memasuki tahun 2021, pertumbuhan pendapatan mereka mulai melambat dan nilai sahamnya terjun bebas.
Tahun ini, nilai saham mereka terus stagnan karena semakin banyak bisnis yang meminta karyawannya kembali ke kantor dan aplikasi Zoom tidak begitu diperlukan lagi.
Pada Februari lalu, Zoom memberhentikan sekitar 1.300 karyawan lewat PHK. Pendiri dan CEO Zoom Eric Yuan juga mengumumkan gajinya akan dipangkas hingga 98% untuk sementara waktu.
Simak Video "Video Update Situasi Kasus Covid-19 di Indonesia"
(vmp/vmp)