'Kurikulum TI Indonesia Masih Kurang Kuat'
Hide Ads

Laporan dari Malaysia

'Kurikulum TI Indonesia Masih Kurang Kuat'

- detikInet
Selasa, 05 Sep 2006 09:25 WIB
Kuala Lumpur - Indonesia dianggap memiliki potensi untuk menjadi pemimpin industri software di Asia Tenggara. Sayangnya di dalam kurikulum pendidikan, ada hal yang masih kurang penguatannya. Hal tersebut itu disampaikan Risman Adnan Mattotorang, Senior Developer Evangelist, PT. Microsoft Indonesia, sebelum pembukaan Microsoft TechEd 2006, di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (05/09/2006). "Potensi itu merupakan aset berharga yang perlu diperhatikan," tutur Risman. Menurut Risman, Indonesia didukung oleh populasi yang besar serta banyaknya pendidikan teknologi informasi (TI) di tingkat lanjut. Risman mencatat ada lebih dari 350 pendidikan tinggi TI. Meski tetap optimis, Risman mengamati adanya beberapa kekurangan dalam kurikulum pendidikan tinggi TI di Indonesia. Ia berharap universitas bisa memperkuat kurikulum di bidang operating system architecture dan system programming. Ia bahkan mengkritisi kurang kuatnya kurikulum algoritma dan data structure. "Padahal itu merupakan pilar utama ilmu komputer," ia menandaskan. Belum lama berselang Microsoft menggelar .NET Faculty Curriculum Workshop ke-XIII, yang diadakan di Universitas Udayana Bali, 29-30 September 2006. Acara tersebut ditujukan bagi kalangan pendidikan agar bisa memiliki wawasan yang lebih luas, baik mengenai TI secara umum maupun teknologi-teknologi Microsoft. TechEd 2006 untuk kawasan Asia Tenggara, yang digelar di Kuala Lumpur Convention Center, merupakan acara pendidikan yang ditujukan pada kalangan bisnis. Ini termasuk klien dan mitra Microsoft. (wsh)Liputan ke Microsoft South East Asia TechEd 2006 di Kuala Lumpur - Malaysia ini terselenggara atas kerjasama detikINET dan Microsoft Indonesia. (donnybu/)
Berita Terkait