Transformasi digital dan pemanfaatan solusi teknologi terus gencar dilakukan oleh berbagai lini bisnis tidak terkecuali pada industri energy & resources (E&R), salah satunya sektor pertambangan. Cara-cara lama yang cenderung konvensional kini semakin bergerak masif ke arah digital, di antaranya guna menjawab tantangan teknologi informasi sekaligus menggairahkan kembali bisnis di sektor ini.
Pemerintah pun terus mendorong seluruh sektor agar melakukan transformasi digital. Pasalnya digitalisasi memiliki peran penting dalam inklusi keuangan, dan menghadirkan manfaat lain kepada para pelaku usaha seperti meningkatkan kapasitas usaha, perizinan, promosi, akses pasar, dan akses jaringan.
Dengan memanfaatkan solusi Information and Communication Technology (ICT) atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), perusahaan pun bisa mendapatkan banyak manfaat seperti efisiensi produksi, menghemat penggunaan energi, hingga mendukung pemanfaatan energi terbarukan yang saat ini diterapkan di dunia usaha.
Tidak sebatas itu saja, pemanfaatan solusi tersebut juga memberikan dampak positif terhadap pemulihan ekonomi nasional. Mengingat sektor pertambangan memiliki kontribusi yang tidak sedikit terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan angka, Kementerian Keuangan mencatat pertumbuhan ekonomi nasional pada Triwulan III-2022 menunjukkan kinerja positif dengan tumbuh sebesar 5,72% (yoy). Kuatnya pertumbuhan ekonomi domestik pada periode tersebut karena ditopang oleh kinerja neraca perdagangan Indonesia yang menunjukkan surplus US$ 14,92 miliar atau tumbuh 12,58% (yoy).
Indonesia juga masih mendapatkan windfall profit akibat tingginya harga beberapa komoditas unggulan seperti batu bara 13,31%, minyak kelapa sawit 8,95%, serta besi dan baja 6,38%.
Bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga terjadi di seluruh sektor lapangan usaha periode tersebut. Di mana sektor pertambangan mengalami pertumbuhan sebesar 3,22% (yoy).
Meskipun saat ini, pertumbuhan sektor tersebut masih cenderung menunjukkan kinerja positif. Namun perusahaan masih harus memiliki sejumlah strategi, sebab ada sejumlah tantangan yang kerap dihadapi industri tersebut.
Misalnya, lokasi tambang di daerah yang belum terjangkau infrastruktur komunikasi atau blankspot, menyebabkan para pelaku usaha kesulitan dalam menentukan keputusan operasional dan bisnis secara realtime.
Belum lagi hal-hal seperti perbedaan titik koordinat eksplorasi juga berpotensi menghadirkan kerugian bagi para pelaku usaha. Oleh karena itu, penerapan teknologi seperti melakukan utilisasi artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), dan machine learning serta big data menjadi solusi bagi industri ini.
Pemanfaatan teknologi dalam teknik pertambangan pun sejalan dengan Permen ESDM No. 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara, khususnya yang tertuang pada Pasal 3 ayat 3 (f). Bahkan aspek ini wajib dilaksanakan oleh para pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi Produksi dalam setiap tahapan kegiatan usaha pertambangan.
Atas dasar itulah, PT Link Net Tbk dengan brand Link Net Enterprise menghadirkan sejumlah solusi untuk membantu industri energy & resources dalam memaksimalkan kinerja bisnis mereka.
"Sebagian besar perusahaan dari sektor industri energi dan sumber daya beroperasi di daerah terpencil yang mungkin belum terjangkau dengan infrastruktur terestrial. Sehingga memungkinkan perusahaan menghadapi keterbatasan akses yang bisa menghambat komunikasi. Pada operasionalnya, pekerjaan di lingkup ini sangat mengandalkan komunikasi jarak jauh agar mampu membuat keputusan dengan cepat, tepat, dan aman termasuk kebutuhan pemantauan. Maka, realtime dan reliability sangat diperlukan industri ini," kata Chief Enterprise Business Officer PT Link Net Tbk Agung Satya Wiguna seperti dikutip pada channel YouTube LinkNetID, Kamis (12/1/2023).
Kehadiran layanan konektivitas andal dan ICT Solutions dari Link Net Enterprise akan menjawab kebutuhan digitalisasi bisnis dan peningkatan kinerja perusahaan di sektor energi termasuk pertambangan.
Selain itu, layanan dan solusi tersebut juga mendukung investasi dan optimalisasi pemanfaatan teknologi cerdas, mulai dari aplikasi berbasis cloud, IoT, hingga teknologi sensor pintar sehingga dapat mendorong efektivitas produksi dan efisiensi perusahaan.
"Link Net Enterprise memberikan solusi konektivitas berupa VSAT, fiber optic dan wireless. Kami juga membantu menghubungkan komunikasi antar site baik di daratan atau lautan, mulai dari sites produksi hingga eksplorasi," tutup Agung.
Untuk mengetahui informasi lengkap seputar layanan Link Net Enterprise bisa langsung kunjungi website di sini.
(ncm/ega)