Pendiri JD.com Murka Direktur Gak Becus Bisanya Cuma PowerPoint
Hide Ads

Pendiri JD.com Murka Direktur Gak Becus Bisanya Cuma PowerPoint

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 04 Jan 2023 21:20 WIB
FILE PHOTO: JD.com founder Richard Liu attends a business forum in Hong Kong, China June 9, 2017. REUTERS/Bobby Yip/File Photo
Richard Liu. Foto: REUTERS/Bobby Yip/File Photo
Beijing -

Tekanan ekonomi membuat para bos raksasa teknologi China semakin sensitif dan tak segan mendamprat karyawan, bahkan para direktur. Salah satunya Richard Liu Liangdong, pendiri raksasa e-commerce JD.com.

Seperti dikutip detikINET dari SCMP, Liu menyebut beberapa eksekutif sebagai 'pembohong' dan mengancam akan memecat yang berkinerja buruk.

Liu telah memerintahkan pemotongan gaji 20% sekitar 2.000 manajer senior untuk 'meringankan beban perusahaan'. Ia berjanji akan menaikkannya lagi jika perusahaan kembali tumbuh pesat dalam dua tahun ke depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pidato internal, Liu juga memarahi eksekutif seniornya yang ia tuding menyembunyikan kebenaran tentang operasi perusahaan darinya, bahkan menggunakan slide PowerPoint untuk menutupi ketidakmampuan mereka.

Liu biasanya kalem, terlebih sejak ia terlibat kasus pemerkosaan di Amerika Serikat yang akhirnya damai. Akan tetap kemarahannya yang tiba-tiba, setelah mengundurkan diri dan menyerahkan peran CEO kepada orang kepercayaan lama dan veteran perusahaan Xu Lei, menandakan tekad mengatasi tantangan bagi JD.com.

ADVERTISEMENT

Itu karena industri e-commerce negara itu berjuang di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dan Gangguan rantai pasokan terkait Covid-19 yang berkepanjangan. Belum lagi pemerintah China semakin ketat dalam regulasi perusahaan internet.

Menurut bocoran, Liu tidak suka dengan strategi penetapan harga perusahaan. "Kita perlu kembali ke akal sehat, lima elemen bisnis: produk, harga, layanan, biaya, dan efisiensi," kata Liu kepada para eksekutif JD.com.

Li Chengdong, pendiri dan kepala analis di konsultan e-commerce Dolphin yang berbasis di Beijing, mengatakan bahwa dengan kemarahan tersebut menunjukkan bahwa Liu tetap memegang kendali kuat atas kerajaan bisnisnya. "Dia berada di paling puncak," katanya.




(fyk/fyk)