PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melalui GoTo Financial bekerja sama dengan PT Bank Jago Tbk (ARTO) dalam pembukaan akses layanan Bank Jago di aplikasi GoBiz. Kolaborasi keduanya dinilai dapat mendorong percepatan profitabilitas perusahaan.
Terlebih GoTo Group kini mengantongi 21,4% saham di Bank Jago. GoBiz merupakan aplikasi merchant untuk mengelola bisnis para mitra usaha Gojek dan GoTo Financial, lini layanan financial technology (fintech) GoTo.
"Ini menjadi salah satu sinergi ekosistem GoTo dengan Bank Jago dan ke depannya jika penyaluran kredit atau modal kerja kepada mitra usaha GoBiz bisa berjalan dengan baik, tentu saja menjadi extra revenue dari sisi GoTo Financial," ungkap Deputy Head of Research Sucor Sekuritas, Paulus Jimmy kepada jurnalis, dikutip Jumat (12/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dampak kolaborasi Bank Jago dengan GoTo Financial terutama kontribusinya terhadap percepatan profitabilitas GoTo, menurut Paulus akan terus meningkat seiring dengan meluasnya daya jangkau kepada masyarakat.
"Ruang tumbuhnya masih besar. Memang kita juga masih menunggu bentuk-bentuk sinergi lain dari ekosistem GoTo dengan partner kerja sama lain seperti dengan Bank Jago ini salah satunya," terangnya.
Sebelumnya Bank Jago membuka akses bagi mitra usaha yang tergabung di aplikasi GoBiz, bagian dari Grup GoTo, ekosistem digital terbesar di Indonesia dengan 15,1 juta mitra usaha. Di tahap awal, beberapa layanan ialah membuka rekening Bank Jago, mengelola keuangan usaha menggunakan fitur Kantong Jago, dan mengakses layanan keuangan di aplikasi Jago.
Sementara itu, analisis lainnya datang dari analis Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Farras Farhan. Dalam risetnya baru-baru ini, Farras menyebut lini bisnis fintech GoTo yang menjadi perekat segmen bisnis on-demand dan e-commerce, akan semakin berkembang. Kondisi ini jelas dapat menyumbang pendapatan lebih banyak ke GoTo Group.
Adapun GoTo Financial saat ini memiliki beberapa bisnis yang terbagi dalam empat kategori, yakni pembayaran konsumen, pembayaran pedagang, solusi pedagang, dan platform pinjaman. Pembayaran konsumen dijalankan melalui GoPay yang merupakan pemimpin pasar (88%) menurut survei terbaru dari Populix.
Sementara untuk solusi merchant, GoTo Financial menggunakan brand GoBiz dan Moka yang menawarkan layanan POS (Point of Sale) yang mempermudah merchant dalam mengakses pembayaran digital dari konsumen.
Sedangkan untuk platform pinjaman, GoTo Financial menawarkan layanan GoPaylater dan GoModal, yang memberikan akses ke pinjaman modal (GoModal) dan skema beli sekarang bayar nanti (GoPaylater) dengan imbalan biaya berlangganan dan pendapatan bunga.
Potensi Bisnis
![]() |
Di dalam risetnya, tiga analis CGS-CIMB memprediksi ke depan Bank Jago terus memperkuat kolaborasi dengan GoTo Financial untuk memberikan produk pinjaman kepada para merchant dan konsumen GoTo. Pendapatan yang nantinya dihasilkan dari produk pinjaman ini dapat dibagi antara GoTo Financial dengan Bank Jago.
"Area lain yang ingin dikejar adalah di sisi pinjaman. Melalui kerja sama ini, Bank Jago akan menjadi mitra penyalur pinjaman pilihan baik di merchant maupun consumer lending," tulis Ryan Winipta, Baruna Arkasatyo dan Hadi Soegiarto dalam risetnya baru-baru ini.
Di sisi lain, Citi Research dari Citigroup Sekuritas Indonesia (CSI) memberikan target harga (target price) yang tinggi untuk saham GoTo. Sebab kolaborasi ekosistem Gojek, Tokopedia, GoTo Financial, dan Bank Jago dinilai cukup solid, dan akan menjadi andalan masyarakat Indonesia untuk kebutuhan sehari-hari.
Head of Merchant Platform GoTo Financial, Novi Tandjung memberikan paparan dalam acara peluncuran kerja sama Bank Jago dengan GoTo Financial lewat aplikasi Gobiz, di Jakarta, Selasa, 9 Agustus 2022. (dok. Bank Jago)
Menurut tim riset Citi, ekosistem GoTo yang terintegrasi dapat meningkatkan prospek pertumbuhan dan monetisasi GoTo Group di masa mendatang. Khususnya ketika GoPay dan Bank Jago mampu meningkatkan kapabilitas monetisasinya.
"Tingkat pengambilan yang relatif rendah (low take rates) untuk e-commerce GoTo dan GoTo Financial, dalam pandangan kami, memiliki potensi positif dan akan menghasilkan pendapatan serta profitabilitas yang lebih tinggi. Kami sedikit di depan dibandingkan konsensus dalam menilai pertumbuhan GTV (Gross Transaction Value) dan perkiraan pendapatan," kata tim riset Citi yang disusun oleh Ferry Wong CFA, Ryan Davis, Justian Rama, Alicia Yap CFA, dan Nelson Cheung.
Citi memberikan target price untuk saham GOTO yaitu Rp 430 dengan rekomendasi buy atau hold. Citi memproyeksikan GTV GoTo tumbuh 42% pada 2022 menjadi Rp 655 triliun, tumbuh 49% pada 2023 menjadi Rp 974 triliun dan terus naik sebesar 43% pada 2024 menjadi Rp 1.389 triliun. Pendapatan bersih GoTo juga diyakini meroket 51% pada 2022 menjadi Rp 23 triliun, naik 46% pada 2023 menjadi Rp 34 triliun, dan meningkat lagi 41% pada 2024 menjadi Rp 47 triliun.
(ega/ega)