Setelah Elon Musk mengumumkan batal membeli Twitter, keduanya terus berseteru di publik. Yang terbaru, Twitter mengirimkan surat yang menuding Musk telah melanggar perjanjian terlebih dulu.
Pengacara Twitter dari firma hukum Wachtell, Lipton, Rosen & Katz mengirimkan surat yang mengatakan bahwa upaya Musk membatalkan akuisisi tidak valid karena orang terkaya di dunia itu dengan sengaja melanggar perjanjian.
"Mr Musk dan pihak Musk lainnya secara sadar, sengaja, dan material telah melanggar Perjanjian," tulis pengacara Twitter dalam surat yang ditujukan untuk pengacara Musk, seperti dikutip dari The Verge, Selasa (12/7/2022).
Pengacara Musk sebelumnya mengklaim bahwa Twitter telah melanggar perjanjian karena memberikan informasi yang menyesatkan tentang jumlah akun palsu dan bot di platform-nya. Mereka mengklaim bahwa jumlah bot di Twitter bisa lebih tinggi dari angka yang dilaporkan.
Tim Musk juga mengklaim bahwa Twitter enggan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menginvestigasi laporan soal jumlah akun bit. Tapi Twitter menegaskan mereka telah memberikan semua informasi yang diminta oleh Musk.
Pengacara Twitter, William Savitt, mengatakan kliennya tidak melanggar kewajiban apapun yang tertera di perjanjian. Menurut Savitt, Twitter menganggap perjanjian akuisisi ini masih berlaku.
"Seperti yang telah dilakukan, Twitter akan terus menyediakan informasi yang diminta secara wajar oleh Mr. Musk berdasarkan Perjanjian dan dengan disiplin akan mengambil semua tindakan untuk menyelesaikan transaksi," kata Savitt.
Musk dan pengacaranya belum merespons serangan balik dari Twitter ini. Sementara itu, Musk malah beberapa kali mengejek Twitter -yang mengancam akan menyeretnya ke meja hijau- lewat beberapa meme yang ia unggah di Twitter.
Simak Video "Video: Sejauh Mana Ambisi Elon Musk untuk Pengembangan Superkomputer AI?"
(vmp/fay)