Western Digital menyebut pihaknya kehilangan chip flash storage sebanyak setidaknya 6,5 exabyte (6,5 miliar gigabyte).
Hal tersebut disebabkan karena masalah kontaminasi di fasilitas produksinya. Menurut firma penelitian pasar TrendForce, masalah ini membuat harga NAND yang merupakan komponen utama SSD bisa naik 10%.
Naiknya harga NAND ini menurut TrendForce bakal berdampak pada pasar PC selama beberpaa bulan ke depan. Selama 2021, bisnis chip flash storage ini tengah naik naik karena pasar PC yang tumbuh, sekalipun tengah terjadi kelangkaan chip dan permintaan GPU yang tak sesuai dengan pasokan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masalah kontaminasi di pabrik Western Digital tersebut maksudnya adalah adanya material dalam proses produksi yang terkontaminasi. Masalah ini baru terdeteksi pada akhir Januari lalu di dua pabriknya di Jepang.
Menurut Kioxia (sebelumnya bernama Toshiba), yang merupakan rekan joint venture Western Digital, masalah kontaminasi ini terjadi pada chip flash memory BiCS 3D NAND buatannya, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Minggu (13/2/2022).
Western Digital dan Kioxia saat ini memasok 30% chip NAND flash yang ada di pasaran. Baik Western Digital maupun Kioxia merupakan pemasok chip SSD dan eMMC untuk PC, dan Westernd Digital adalah salah satu pemasok utama di industri ini.
Tak diketahui apa yang menyebabkan kontaminasi material produksi ini. Begitu juga apakah akan ada produk di pasaran yang akan ditarik, atau kapan produksi di pabrik mereka akan dilanjutkan.
Western Digital hanya menyebut kalau mereka tengah mengusahakan melakukan segala cara untuk mengembalikan operasional pabrik secepatnya.
"(Western Digital) bekerja keras dengan rekan joint venture, Kioxia, untuk mengimplementasikan segala hal yang bisa mengembalikan operasional di fasilitasnya secepat mungkin," tulis Western Digital dalam keterangannya.
(asj/agt)