Induk Google Alphabet mempublikasikan laporan keuangan tahun 2021, yang menunjukkan kalau pandemi COVID-19 ini membuat pemasukan Google melesat, yaitu menembus USD 257 miliar atau sekitar Rp 3.690 triliun.
Dibandingkan pemasukan mereka selama 2020 yang 'hanya' USD 183 miliar, pemasukan mereka pada 2021 ini berarti naik 41%. Sementara untuk pemasukan mereka pada Q4 2021 adalah USD 75,3 miliar, naik 32% secara year over year.
"Pertumbuhan bisnis iklan kami sangat kuat pada Q4, yang membantu jutaan pebisnis untuk berkembang pesat dan menemukan konsumen baru, lalu penjualan ponsel Pixel kami meski terganjal pasokan komponen serta bisnis Cloud kami juga tumbuh dengan kuat," ujar CEO Google dan Alphabet, dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersamaan dengan publikasi laporan keuangan ini, Google juga mengumumkan akan melakukan stock split atau memecah sahamnya dengan rasio 20 banding 1, yang mulai berlaku pada Juli mendatang.
Ada beberapa hal menarik dari laporan keuangan Alphabet kali ini. Pertama adalah rekor, karena akhirnya mereka menembus jumlah pemasukan USD 200 miliar, setelah sejak 2017 pemasukannya mentok di angka ratusan miliar dolar. Pemasukan Alphabet pada 2021 tersebut tiga kali lipat pemasukannya pada 2016.
Lalu hal menarik lain adalah Alphabet biasanya tak mengungkap jumlah pemasukan dari perangkat seperti Pixel, Nest, ataupun sistem operasi Android. Mereka biasanya hanya menyatukannya di dalam bagian 'Google Other'. yang ada di bawah 'Google Services'.
Masalahnya Services ini juga mencakup YouTube dan Search, dua jagoan Google dalam hal pemasukan. Namun kini mereka mengungkap kalau kategori 'Google other' ini menghasilkan pemasukan USD 8,16 miliar pada Q4 2021.
Pemasukan Google dari bisnis iklannya mencapai USD 61,24 miliar pada Q4 2021, dan mereka tak terlalu terdampak dari aturan baru iOS terkait tracking aplikasi yang berdampak besar pada Facebook, Twitter, Snapchat, dan juga YouTube, yang kehilangan hampir USD 10 miliar pemasukan pada pertengahan kedua 2021.
Google bisa selamat dari aturan tersebut karena mereka memiliki sendiri data trafik search dan YouTube, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (3/2/2022).
*Anda kini bisa cek harga dan perbandingan smartphone terbaru di detikINET. Silakan klik DI SINI.
(asj/asj)