Podcast Antivaksin Joe Rogan Bikin Nilai Spotify Turun Rp 30,1 Triliun
Hide Ads

Podcast Antivaksin Joe Rogan Bikin Nilai Spotify Turun Rp 30,1 Triliun

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Selasa, 01 Feb 2022 14:15 WIB
Istanbul, Turkey - July 11, 2016: Apple iPhone 6s screen with social media applications icons Facebook, Instagram, Twitter, Spotify, Youtube, Messenger, Apple Music, Safari, Maps, Whatsapp etc.
Foto: Getty Images/bombuscreative
Jakarta -

Podcast antivaksin kontroversial dari Joe Rogan berdampak besar bagi Spotify, selain ditinggal pengguna dan kreator, kini valuasinya pun merosot.

Dilansir Android Central, Selasa (1/2/2022), valuasi Spotify merosot USD 2,1 miliar atau sekitar Rp 30 triliun dalam beberapa hari saja. Semua itu gara-gara podcast Joe Rogan yang dituding menyebarkan hoaks terkait vaksin COVID-19.

Nilai saham Spotify menurun 6% dalam waktu tiga hari dari 26 Januari sampai 28 Januari, yang terjadi setelah penyanyi Neil Young menghapus lagunya dari Spotify. Ia menganggap Spotify tidak melakukan moderasi konten secara baik, yang berdampak pada menyebarnya podcast Rogan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak cuma Young, ada juga penyanyi Joni Mitchel yang ikut menghapus lagunya dari Spotify. Sebelumnya ada surat terbuka yang ditandatangani 270 dokter dan profesor, yang meminta Spotify menyaring konten yang beredar dengan lebih baik, agar konten seperti The Joe Rogan Experience tidak kembali menyebar.

Sebelumnya Spotify pun sebenarnya sudah dilanda berbagai masalah. Seperti sahamnya pada awal Januari ini yang sudah menurun. Saham Spotify sudah menurun 25% pada 25 Januari, sehari sebelum masalah Joe Rogan ini terjadi.

ADVERTISEMENT

Rogan pun akhirnya mengeluarkan permintaan maafnya lewat video berdurasi 10 menit yang diposting di Instagram. Ia juga meminta maaf ke Spotify akibat masalah ini.

Spotify kemudian juga menerapkan aturan baru, berupa tautan ke hub COVID-19 milik Spotify yang dipasang di laman podcast yang membahas COVID-19. Hub ini berisi informasi terbaru yang kredibel terkait pandemi COVID-19.

"Kami sebenarnya sudah punya banyak aturan (terkait masalah ini) sejak bertahun-tahun lalu, namun sejujurnya, kami memang tidak transparan dengan kebijakan yang mengatur agar konten pada umumnya," ujar Daniel Ek, CEO Spotify dalam pernyataannya di blog Spotify.

"Berdasarkan tanggapan yang ada selama beberapa minggu ke belakang, kini menjadi jelas bagi saya kalau kami kewajiban untuk memberikan informasi yang seimbang dan akses ke informasi yang disetujui oleh banyak pihak seperti dari komunitas medis dan sains," tambahnya.




(asj/asj)