Spesies Baru 'Kaki Seribu Naga' Ditemukan di Thailand
Hide Ads

Spesies Baru 'Kaki Seribu Naga' Ditemukan di Thailand

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 18 Nov 2025 13:34 WIB
Kaki seribu naga
Foto: Khon Kaen University/Chulalongkorn University
Jakarta -

Para ilmuwan mendokumentasikan perkawinan seekor kaki seribu naga berduri di dinding gua di Thailand utara dan mengonfirmasinya sebagai spesies baru. Tim melaporkan setidaknya terdapat kesenjangan DNA sebesar 10% dari kerabat dekatnya.

Penemuan ini berasal dari survei keanekaragaman hayati pada 2024 di Gua Pha Daeng di Provinsi Mae Hong Son. Hewan ini hidup di permukaan batu yang lembap dan bergerak di celah-celah sempit tempat lumut menjaga kelembapan batu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota baru Desmoxytes

Penelitian ini dipimpin oleh Ruttapon Srisonchai, seorang ahli biologi di Universitas Khon Kaen dan Universitas Chulalongkorn. Penelitiannya berfokus pada sistematika kaki seribu dan keanekaragaman hayati Asia Tenggara.

Dikutip dari Earth.com, spesies ini termasuk dalam Desmoxytes, kelompok yang dikenal karena duri lateral yang tajam dan bentuk tubuh yang rumit yang didokumentasikan dalam revisi komprehensif. Duri-duri tersebut tidak membentuk sayap, tetapi menonjol dari setiap cincin dan menciptakan siluet bergerigi.

ADVERTISEMENT

Tubuhnya berwarna cokelat tua, yang membantunya menyatu dengan batu kapur basah. Kaki dan antenanya yang panjang dan ramping memungkinkannya menjelajahi celah-celah tempat air merembes.

Populasinya sejauh ini terbatas di gua dan beberapa situs terdekat di Mae Hong Son. Jejak sempit itu menandakan bahwa mereka adalah spesies spesialis yang bergantung pada iklim mikro dinding batu yang stabil.

Bagaimana ilmuwan menyebutnya Desmoxytes

Para peneliti menggunakan taksonomi integratif, sebuah metode yang menggabungkan ciri-ciri yang terlihat dengan bukti DNA untuk menguji batas-batas spesies, untuk membuat keputusan. Mereka memeriksa detail bentuk, lalu menambahkan pengurutan gen untuk memeriksa apakah garis keturunannya berbeda.

Dengan menggunakan pendekatan integratif yang menggabungkan data morfologi dan molekuler, para peneliti membandingkan tiga wilayah gen dan membangun filogeni, pohon keluarga yang memetakan bagaimana spesies saling terkait.

Satu gen, COI, adalah pekerja keras untuk identifikasi hewan karena segmen pendek sering kali memisahkan spesies dengan jelas.

Pendekatan terhadap identifikasi genetik tersebut, yang dikenal sebagai analisis kode batang DNA, membantu menandai keberagaman tersembunyi pada hewan yang mirip.

Dalam kumpulan data mereka, urutan COI kaki seribu baru ini berbeda sekitar 11 hingga 19% dari tetangga terdekatnya, Desmoxytes. Perbedaan ini cukup besar bagi hewan yang hidup berdampingan di bebatuan yang sama.

Ciri-ciri penentu bukan hanya DNA. Para penulis juga mempelajari gonopoda jantan, kaki reproduksi yang digunakan untuk mentransfer sperma, yang seringkali membawa sinyal bentuk tingkat spesies pada kaki seribu.

Kehidupan di dinding batu kapur

Spesies ini hidup di batu kapur di lanskap karst, batuan yang larut dalam air dan membentuk gua, lubang runtuhan, dan mata air. Medan ini menciptakan labirin permukaan lembap, tepian kecil, dan kantong-kantong teduh.

Hewan-hewan tersebut terlihat bergerak di sepanjang batuan lembap sementara lumut menahan kelembapan di permukaannya. Berdasarkan data saat ini, spesies ini tampaknya merupakan spesies endemik sempit yang hanya berkembang biak di habitat dinding batu kapur, bergantung pada kelembapan yang konstan dan kondisi gua yang teduh.

Para ahli biologi menggunakan istilah endemik, yang berarti hanya ditemukan di satu tempat dan tidak ditemukan di tempat lain, ketika suatu spesies memiliki wilayah jelajah yang sangat sempit. Spesialis dinding gua seperti ini bisa punah jika situs mereka yang sedikit rusak.

Thailand terletak di wilayah yang di dalamnya terdapat pertambangan batu kapur dan tekanan pembangunan yang berpadu dengan keanekaragaman hayati gua yang kaya.

Beberapa penelitian mengidentifikasi sistem karst di seluruh Asia Tenggara sebagai rumah bagi endemisme yang sangat tinggi dan sebagai titik panas yang menghadapi risiko penggalian.

Wujud kaki seribu naga

Kaki seribu naga memiliki lempengan yang menonjol di setiap cincinnya, dan banyak spesies menunjukkan duri-duri dramatis yang menonjol dari sisi-sisinya. Lapisan pelindung ini memberi tubuh garis luar bergigi yang tampak seperti deretan sirip kecil.

Spesies baru ini, yang diberi nama Desmoxytes chaofa, memiliki warna cokelat tua dengan tonjolan bergerigi yang mencerminkan ciri khas kelompok tersebut. Kakinya yang panjang dan antena rampingnya cocok untuk hidup di bebatuan licin di mana kontak yang stabil lebih penting daripada kecepatan.

Warna dan proporsi tubuh membantu membedakannya dari kerabat dekatnya, tetapi detailnya terletak pada anatomi reproduksinya. Ciri-ciri tersebut, setelah dibuat sketsa dan dibandingkan, dicocokkan dengan pohon DNA untuk mendukung status spesiesnya.

Para penulis juga mendeskripsikan spesies kedua dalam makalah yang sama, spesies berkaki merah muda dari provinsi lain di Thailand. Temuan ini menggarisbawahi betapa banyak keanekaragaman hayati yang masih tersembunyi di habitat bebatuan sempit.

Setiap spesialis dinding gua menambahkan sepotong informasi ke dalam peta kehidupan, terutama di tempat-tempat yang jarang disurvei yang mencapai permukaan batu yang curam atau redup. Hewan-hewan ini menyimpan petunjuk tentang bagaimana isolasi dan kelembapan mengukir jalur evolusi dalam jarak pendek.

Mendokumentasikannya juga menjadi dasar untuk pemeriksaan di masa mendatang. Jika penambangan, pariwisata, atau kekeringan memengaruhi beberapa lokasi ini, para ilmuwan akan mengetahui apa yang berisiko dan di mana harus diwaspadai terlebih dahulu.

Kasus ini menunjukkan bagaimana catatan lapangan, gambar yang cermat, dan urutan gen bekerja paling baik bersama-sama. Celah DNA menerangi jalan, dan kecocokan anatomi mengonfirmasi langkah tersebut.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Peneliti BRIN Temukan Spesies Baru, Kadal Buta dari Pulau Buton"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)
Berita Terkait