Bitcoin telah menjelma menjadi uang kripto paling populer. Akan tetapi, profesor ini memperingatkan usia Bitcoin mungkin saja tidak panjang. Kenapa demikian?
Esward Prasad selaku profesor kebijakan perdagangan internasional di Cornell University adalah yang menyatakan hal itu. "Bitcoin sendiri mungkin tidak akan bertahan lebih lama lagi," kata dia seperti dikutip detikINET dari CNBC.
Harga Bitcoin terus naik turun secara dramatis. Misalnya saja bulan silam harganya masih di kisaran USD 58 ribu, akan tetapi pada saat ini sudah turun ke angka USD 45 ribuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, sudah ada banyak mata uang kripto yang sebagian lebih berguna dan lebih ramah lingkungan dibanding Bitcoin. Inilah yang dipandang sebagai titik lemah Bitcoin.
"Penggunaan teknologi blockchain di Bitcoin tidaklah sangat efisien. Uang kripto ini menggunakan mekanisme validasi untuk transaksi yang merusak lingkungan dan tidak bisa scale up dengan baik," paparnya.
Memang penambangan Bitcoin sangat boros listrik sehingga menjadi kecemasan di banyak negara. Prasad menyebut beberapa uang kripto baru menggunakan teknologi blockchain dengan jauh lebih efisien ketimbang Bitcoin.
"Karena Bitcoin tidak bagus sebagai media pembayaran, saya pikir ia tidak akan punya nilai fundamental selain apapun yang dipercaya oleh investor," tambahnya.
Terlebih lagi, ada kemungkinan bank sentral mulai berpikir mengeluarkan versi digital dari mata uang. Mata uang digital semacam itu nantinya mungkin lebih murah, lebih efisien dan lebih stabil.
"Namun memang betapapun Anda tidak suka Bitcoin, uang kripto ini memicu revolusi yang pada akhirnya memberi manfaat pada kita semua baik secara langsung maupun tidak," pungkasnya.
(fyk/afr)