28% pedagang UMKM merasa tak akan suvive saat pandemi jika tidak mengadopsi digital. Pandemi mau tidak mau mengakselerasi pertumbuhan ekonomi digital. Hal ini diungkap oleh Harumi Supit Head of Corporate Communication Ovo.
"Ada sebuah survei yang menyebut 28% pelaku UMKM tidak akan bertahan selama pandemi jika bukan karena platform digital, ini dalam artinya benar-benar tidak bisa berjalan bukan turun pendapatannya," kata Harumi di sela acara 'Bincang Ovo: Akselerasi Transformasi Digital Keuangan Bersama Ovo dan Pengumuman Pemenang Anugerah Literasi Ovo', Selasa (30/11/2021)
Dari situ, Ovo sebagai platform besar berusaha untuk memberikan kontribusi kepada pelaku UMKM dan masyarakat. Menurut data Ovo, terdapat 31% pelaku UMKM yang mengaku mengalami pendapatan tinggi (75 transaksi per hari) setelah bergabung dengan Ovo dibanding sebelum memanfaatkan Ovo yang angkanya hanya 27%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya begitu kita tahu OVO nomor satu di Indonesia menurut survei pihak ketiga -- karena kita cukup kuat di offline dan online-- ini bikin kami semangat banget untuk berkontribusi," ucapnya.
"Di Indonesia sudah ada 8 dari 10 konsumen yang go digital, angka yang luar biasa. 2019 ada 360 juta pengguna digital di negara ini dan hanya dalam waktu dua tahun, sampai 2021, sudah meningkat 80 juta orang," sambungnya.
Lalu apa yang menjadi alasan orang Indonesia Go Digital? Dari survei, 72% biasanya memanfaatkan jasa antar pesan layanan, 65% belanja sehari-hari dan kisaran 50% lebih memanfaatkan untuk mendengarkan musik digital.
"Kami bersyukur Indonesia ekosistem digitalnya sudah berkembang, terlihat dari riset dan obrolan dengan merchant, teknologi pemesanan dan pembayaran sangat membantu untuk bertahan," tandas Harumi.
(ask/rns)