Kelangkaan chip sudah terjadi sejak lama, namun kini kondisinya makin parah. Dampaknya tak cuma ke industri ponsel, juga ke industri lainnya seperti otomotif.
Sejumlah analis memperkirakan kalau kerugian dari kelangkaan chip ini bakal mencapai USD 110 miliar di berbagai sektor, demikian dikutip detikINET dari GSM Arena, Kamis (23/9/2021).
Menurut Susquehanna Financial Group, kelangkaan chip ini sudah semakin parah dibandingkan Juli lalu, di mana waktu tunggu untuk pemesanan chip adalah enam hari lebih singkat dibanding saat ini.
Saat ini jika ada perusahaan yang memesan chip, waktu tunggu sampai dengan mereka menerima pesanannya itu sudah mencapai 21 minggu. Menurut Susquehanna Financial Group, waktu tunggu ini adalah yang terlama sejak mereka mulai meriset bisnis chip pada 2017 lalu.
Masih ada yang lebih parah, yaitu waktu tunggu untuk chip analog dan chip Broadcom, sementara chip power management dan optoelectronic waktu tunggunya bisa sedikit lebih baik.
Kelangkaan chip ini juga membuat sejumlah eksekutif perusahaan teknologi dipanggil ke sebuah rapat virtual dengan Pemerintah AS.
Mereka yang sudah memastikan akan menghadiri pertemuan virtual itu antara lain adalah CEO intel Pat Gelsinger, dan perwakilan dari perusahaan seperti Apple, Microsoft, Samsung Electronics, GM, Ford, dan lainnya. Kabarnya TSMC dan Micron pun akan menghadiri pertemuan tersebut.
Pertemuan itu akan dihadiri oleh Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo dan National Economic Council Director Brian Deese. Topik yang akan dibahas di rapat tersebut adalah dampak dari virus Corona varian Delta terhadap pasokan chip.
Pada April lalu Presiden AS Joe Biden pun sudah bertemu dengan sejumlah eksekutif dari berbagai perusahaan teknologi. Dalam pertemuan tersebut Biden memastikan ia sudah mendapat restu untuk menyuntikkan dana ke industri semikonduktor.
Baca juga: MediaTek Melesat, Qualcomm Merosot |
Simak Video "Samsung Galaxy A34 5G, Spesifikasi Meningkat tapi Harga Lebih Murah"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/fay)