Penelitian terbaru dari ACI Worldwide dan YouGov mengungkap perubahan perilaku konsumen di Indonesia sejak pandemi.
Dalam riset tersebut disebutkan pembayaran digital adalah metode yang populer di kalangan konsumen di Indonesia. Pergeseran ke arah pembayaran digital secara dramatis dipercepat oleh perubahan kebutuhan dan preferensi pembayaran yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.
55% menyukai sistem pembayaran digital yang terhubung ke rekening bank seperti QRIS, 72% menyukai pembayaran dengan dompet digital semacam Gopay, Ovo, Dana, dan LinkAja, dan 68% menyukai pembayaran dengan uang tunai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperlima dari konsumen di Indonesia (20%) telah mengurangi metode pembayaran tradisional mereka, seperti uang tunai, kartu kredit, dan kartu debit sejak awal COVID-19. Akibatnya, hampir separuh (47%) konsumen kini menggunakan pembayaran yang terhubung dengan rekening bank - seperti QRIS - lebih tinggi dari sebelum pandemi.
Karena perubahan teknologi yang cepat, saat ini konsumen mengharapkan pengalaman yang mengutamakan mobile (mobile-first) dan real-time, namun aspek pembayaran kerap tertinggal.
Dengan perkembangan pembayaran digital dan real-time, konsumen, pedagang, dan lembaga keuangan dapat melakukan pembayaran kepada teman dan pelanggan/nasabah, membayar tagihan dan mentransfer uang secara instan.
Meskipun uang tunai selalu merepresentasikan metode pembayaran fisik yang bersifat "segera", kehadiran pembayaran real-time membawa konsep ini ke era digital dengan periode penyelesaian, pemberitahuan, dan konsolidasi pelaporan yang lebih cepat.
Bank Indonesia berencana untuk meluncurkan sistem BI-FAST real-time sebagai bagian dari Visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025 (SPI 2025), yang akan bertindak sebagai infrastruktur untuk transfer antar bank yang lebih cepat serta pembayaran berbasis kartu.
Sistem ini akan dibangun berlandaskan standar pembayaran digital yang saat ini berlaku melalui sistem QRIS, serta menambah manfaatnya lebih lanjut bagi konsumen, pedagang (merchant), dan bank.
"Pergeseran mendasar pada permintaan konsumen dan ekspektasi pembayaran menjadi tantangan bagi bank, lembaga keuangan, dan pedagang di Asia Tenggara," ujar Leslie Choo, Managing Director - Asia, ACI Worldwide, dalam keterangan yang diterima detikINET.
"Organisasi-organisasi ini tidak bisa menangguhkan proyek-proyek modernisasi mereka, meskipun banyaknya tantangan akibat COVID-19. Sebaliknya, mereka dapat mendorong pertumbuhan dengan bergabung ke ekosistem pembayaran real-time yang sedang berkembang di tingkat regional, yang akan meningkatkan kemampuan mereka dalam berinovasi dan bertransformasi, dengan biaya infrastruktur dan operasional yang lebih rendah," tambahnya.