Joyce Gaspersz Pakai Strategi Hyperlocal Kembangkan Layanan Grab di RI
Hide Ads

Joyce Gaspersz Pakai Strategi Hyperlocal Kembangkan Layanan Grab di RI

Yudistira Perdana Imandiar - detikInet
Kamis, 29 Apr 2021 14:50 WIB
Joyce Gaspersz
Foto: Grab Indonesia
Jakarta -

Pada medio 2014, Grab membuka jejaring bisnisnya di Indonesia dengan menyediakan layanan on-demand ride hailing. Dalam waktu cukup singkat, sekitar 6 tahun, Grab berekspansi cukup pesat dan menjelma menjadi superapp terdepan di Indonesia, juga 7 negara lainnya di Asia Tenggara.

Keberhasilan Grab mendapatkan kepercayaan konsumen di Indonesia dan negara-negara lainnya, tak lepas dari peran penting dari para figur di belakangnya. Salah satunya adalah Joyce Gaspersz, seorang perempuan yang kini menjabat Senior Product Operations Management Leader di Grab.

Joyce mengungkapkan dirinya tertarik bergabung dengan Grab karena melihat perusahaan tersebut memiliki nilai dan misi yang sejalan dengan dirinya. Menurutnya Grab mampu menyediakan layanan yang bermanfaat bagi masyarakat luas, dan secara beriringan kehadiran Grab juga membuka lapangan pekerjaan bagi jutaan orang seperti mitra pengemudi, mitra merchant, UMKM, warung tradisional dan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu itu saya melihat Grab menyediakan layanan yang memberikan dampak positif secara langsung ke masyarakat Indonesia. Saat saya bergabung, Grab fokus pada layanan ride-hailing dimana Grab bisa membuka lapangan kerja baru untuk ribuan mitra pengemudi di Indonesia," papar Joyce dalam perbincangan dengan detikcom belum lama ini.

"Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, Grab pun bertransformasi menjadi superapp dimana kami bisa lebih banyak memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia melalui berbagai layanan kami seperti pengantaran makanan, digitalisasi warung, dan lainnya," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Awal bergabung dengan Grab 6 tahun lalu, Joyce menempati posisi Business Development Manager. Ia berperan dalam menentukan strategi untuk pengembangan bisnis Grab di Indonesia yang terbilang masih muda.

Lulusan Fakultas Teknik Universitas Atmajaya ini bercerita Grab menerapkan strategi hyperlocal untuk menemukan formulasi produk dan layanan yang tepat di setiap wilayah operasinya. Grab, kata Joyce, menganalisa dan mempelajari kebutuhan hingga keterbatasan yang dihadapi konsumen di setiap wilayah, lalu menghadirkan solusi dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.

"Kami ingin mendengarkan langsung dari para pengguna apa yang menjadi kebutuhan mereka sehari-hari, apa yang menjadi tantangan mereka dalam menjalankan kesehariannya. Oleh karena itu, untuk mengerti apa yang mereka butuhkan, kami mengumpulkan banyak Insight dan data-data yang kami dapatkan dari riset ada berupa interview atau dari focus group discussion (FGD)," jelas Joyce.

Ia menambahkan Grab selalu memastikan produk yang dibuat dapat menjawab kebutuhan masyarakat. Hal itu sejalan dengan misi GrabforGood, untuk memastikan semua orang bisa menikmati manfaat positif dari teknologi. .

"Salah satu contohnya aturan ganjil-genap di Jakarta. Dengan adanya aturan ganjil-genap itu tentunya mempengaruhi experience dari para pengguna kami baik mitra pengemudi dan juga konsumen. Dengan teknologi AI, Grab memfilter secara real time plat nomor mitra pengemudi supaya pada saat konsumen booking memang mitra pengemudi yang dialokasikan plat nomornya sesuai dengan aturan ganjil-genap. Hal ini juga akhirnya meningkatkan produktivitas para mitra pengemudi dan konsumen kami," urai Joyce.

Joyce juga membidani lahirnya layanan GrabforBusiness yang merupakan layanan B2B antara Grab dengan perusahaan. Layanan ini dibuat karena Joyce yang saat itu menjabat Head of GrabForBusiness bersama tim melihat banyak perusahaan belum memiliki skema penyediaan layanan transportasi yang mudah diakses oleh setiap karyawan. GrabForBusiness menyederhanakan cara mendapatkan kendaraan bagi para karyawan yang ingin melakukan perjalanan bisnis.

"Temuan yang kami lihat sebagai insight yaitu korporasi jarang menggunakan corporate credit card untuk perjalanan bisnis karyawan. Untuk perjalanan bisnis biasanya perusahaan kasih voucher layanan transportasi, lalu ditagih ke perusahaan. Dengan insight seperti itu Grab menyesuaikan fitur dan layanan kami untuk mempermudah operasional perusahaan,," jelas Joyce.

Menjadi kebanggaan dan kepuasan tersendiri bagi Joyce ketika melihat layanan dan inovasi yang dijalankan oleh Grab dapat membantu banyak orang. Seperti layanan ride hailing GrabCar dan GrabBike yang memberikan keamanan dan kenyamanan bagi semua kalangan, baik laki-laki dan perempuan.

Mitra pengantaran GrabFood sedang menunggu makanan di salah satu merchant di Jayapura. Layanan GrabFood membuka kesempatan kerja bagi merchant maupun mitra pengantaran.

Mitra pengantaran GrabFood sedang menunggu makanan di salah satu merchant di Jayapura. Layanan GrabFood membuka kesempatan kerja bagi merchant maupun mitra pengantaran.Mitra pengantaran GrabFood sedang menunggu makanan di salah satu merchant di Jayapura. Layanan GrabFood membuka kesempatan kerja bagi merchant maupun mitra pengantaran. Foto: Grab Indonesia

"Grab didirikan oleh salah satu Co-Founder kami Hooi Ling Tan. Berdasarkan pengalaman pribadinya, dia menginginkan agar wanita memiliki rasa aman dan nyaman saat menggunakan layanan transportasi. impian itu dia kejar sehingga Grab bisa jadi seperti sekarang. Nilai itu terjaga sampai saat ini," terang Joyce.

Joyce menambahkan Grab tidak hanya memberikan kebaikan bagi masyarakat luas dan para mitra. Di lingkungan internal, Grab Indonesia membangun lingkungan kerja yang kondusif bagi semua karyawan. Ia merasakan sebagai karyawan sekaligus pemimpin wanita, diberikan keleluasaan dan kenyamanan untuk mengembangkan diri.

Ia menguraikan, Grab Indonesia mengedepankan komunikasi dan kolaborasi antar karyawan maupun departemen. Dengan begitu, setiap target dapat dicapai bersama-sama dengan visi yang sama.

"Grab memberikan lingkungan pekerjaan yang mendukung untuk perempuan bisa berkarya dengan tetap menjadi diri sendiri. Jadi misalnya, sebagai wanita pada saat melahirkan ada aturan perusahaan memberikan cuti selama 4 bulan agar memiliki waktu dengan bayi dan juga keluarganya. Kemudian di Grab ada komunitas Women@ Grab, di mana komunitas itu adalah perkumpulan yang mendukung agar wanita bisa berkarya baik secara personal maupun profesional," urai Joyce.




(ncm/fay)