Ponsel LG Terancam Mati, Jadi Ingat Nokia dan BlackBerry
Hide Ads

Ponsel LG Terancam Mati, Jadi Ingat Nokia dan BlackBerry

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 31 Mar 2021 06:15 WIB
BlackBerry Gemini
BlackBerry Gemini. Foto: Phone Arena
Jakarta -

Persaingan di bisnis ponsel memang sangat keras, dari dulu sampai sekarang. Vendor yang saat ini kepayahan dan kemungkinan akan tutup adalah LG. Nasib ponsel LG pun mengingatkan pada Nokia dan BlackBerry di masa silam.

Seperti dikutip detikINET dari GSM Arena, Rabu (31/3/2021) media Korsel telah melaporkan jika LG sudah berdiskusi dengan perusahaan peminat seperti Vingroups asal Vietnam sampai Volkswagen. Namun negosiasi gagal karena harga dianggap kemahalan, padahal pangsa pasar ponsel LG saat ini tinggal 1% secara global.

Maka kemungkinan tinggal satu opsi yang dilakukan, yaitu menutup divisi ponsel LG yang terus merugi bertahun-tahun lamanya. Keputusan final kemungkinan akan diambil bulan April dan diumumkan pada karyawan. Jika benar kejadian, karyawan akan dipindahkan ke divisi yang lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terbenamnya produsen ponsel bukanlah hal baru. Bahkan Nokia dan BlackBerry yang di zaman dahulu lebih berjaya dibandingkan dengan LG pun pernah mengalaminya.

Sebelum kedatangan iPhone, Nokia adalah vendor ponsel paling diminati, termasuk di Indonesia. Tapi pada tahun 2009, jelas bahwa iPhone telah merevolusi industri smartphone dengan layar sentuhnya yang inovatif.

ADVERTISEMENT

Kemudian Google memperkenalkan sistem operasi Android. Salah satu pengadopsi pertamanya adalah Samsung, saingan utama Nokia. Perlahan tapi pasti, Nokia pun ketinggalan, tapi tetap ngotot memakai sistem operasi Symbian.

Bukannya mengadopsi Android, petinggi Nokia memutuskan menggunakan Windows Phone yang belum teruji popularitasnya. Langkah itu akhirnya menjadi blunder sehingga Nokia terpuruk, bahkan divisi ponsel Nokia dijual murah ke Microsoft. Saat ini, Nokia telah cukup berkibar di tangan HMD Global walaupun tidak mencapai kejayaan seperti dulu.

Beralih ke BlackBerry yang juga pernah tenar dalam industri smartphone. Pada masa keemasannya di tahun 2008, perusahaan ini bernilai USD 84 miliar. Produk-produknya pun digemari banyak orang.

Saking jayanya, Mike Lazaridis dan Jim Balsillie yang adalah mantan co CEO BlackBerry, perusahaan yang sebelumnya bernama Research in Motion (RIM), meremehkan kedatangan iPhone yang diperkenalkan Steve Jobs di tahun 2007.

Walau ada beberapa hal positif seperti kemampuan browser yang lebih baik dari Blackberry, keduanya menilai iPhone seperti ponsel mainan. Baterainya dinilai lemah dan keyboard layar sentuh iPhone susah digunakan dibandingkan keyboard fisik di BlackBerry.

"Sebagus apapun iPhone, ia menghadirkan kesulitan bagi penggunanya. Cobalah mengetik di layar sentuh iPhone, itulah kesulitan yang nyata," kata Balsillie.

Namun perlahan tapi pasti, iPhone mengubah industri smartphone. Layar sentuh responsif dan besar, browser dan pemutar musik yang bagus, membuatnya menjadi favorit. BlackBerry dinilai terlambat mengantisipasi tantangan yang dihadirkan iPhone. Demikian pula dengan Android.

BlackBerry akhirnya benar-benar kalah dan induk perusahaan sampai memutuskan, tidak lagi memproduksi ponsel sendiri. Sempat bangkit dengan TLC, vendor asal China, kini BlackBerry berusaha dibangkitkan oleh perusahaan ponsel baru bernama OnwardMobility.