Dampak ekonomi dari kekurangan chip global yang telah berlangsung selama beberapa bulan sejak tahun 2020, tampaknya akan mulai segera dirasakan langsung oleh pengguna ponsel.
Hal ini bakal terjadi karena produsen ponsel terus bergulat dengan tantangan kenaikan biaya produksi smartphone. Kekurangan chip yang mempengaruhi industri pada tahap awal, akhirnya menyebabkan penutupan beberapa pabrik produksi di AS dan tempat lain.
Sekarang tampaknya para pembuat ponsel secara bertahap mulai merasakan dampak dari kekurangan chip tersebut karena biaya produksi yang terus meningkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Xiaomi Wang Xiang mengatakan bahwa perusahaannya telah bergulat dengan kenaikan biaya produksi karena kekurangan semikonduktor yang dibutuhkan untuk ponsel sebagaimana dilansir detiKINET dari Gizmochina, Jumat (26/3/2021).
Ada kemungkinan besar harga beberapa ponsel Xiaomi yang akan datang menjadi lebih mahal akibat kenaikan biaya produksi. Xiang juga menekankan bahwa Xiaomi terus berusaha untuk menawarkan harga yang kompetitif karena mencari cara untuk mengoptimalkan proses produksi.
Beberapa pembuat chip sendiri telah mengumumkan rencana untuk perluasan kapasitas akan tetapi dampaknya pada pasokan chip global mungkin baru terlihat setelah dua tahun karena proses produksinya yang rumit dan kompleks.
Tetapi secara umum, pembuat chip telah berjuang untuk memenuhi kekurangan pasokan dari berbagai pelanggan di seluruh spektrum. Beberapa pengamat industri telah memperkirakan kekurangan global saat ini dapat berlanjut hingga akhir tahun dengan dampak inflasi yang menyertai konsumen.
Beberapa bulan yang lalu, pemerintah China mengambil langkah untuk merangsang produksi tetapi sayangnya langkah ini belum memberikan hasil yang diinginkan karena pabrikan chip terus bergulat dengan meningkatnya permintaan.
(jsn/fay)