Facebook identik dengan pendirinya, Mark Zuckerberg. Namun kejayaan Facebook saat ini tak bisa dilepaskan dari peran Sheryl Sandberg, salah satu wanita paling powerful di dunia IT dan sudah lama memegang jabatan Chief Operating Officer Facebook.
Sejak gabung di Facebook tahun 2008, Sheryl yang saat ini berumur 51 tahun menjadi sosok penting di situs jejaring terpopuler dunia itu. Lulusan Harvard Business School ini sering dikatakan sebagai tangan kanan Zuckerberg.
Sheryl pun sudah langganan dinobatkan sebagai salah satu wanita paling berkuasa di dunia bisnis, antara lain oleh majalah Fortune dengan posisi tertinggi urutan 6 pada tahun 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu sibuk dengan urusan bisnis di Facebook, Sheryl masih punya waktu membesarkan dua anaknya. Adapun sang suami, Dave Goldberg yang adalah CEO Survey Monkey meninggal dunia pada tahun 2015.
Dia pun jadi role model wanita yang karirnya hebat namun tetap mengurus keluarga. Sheryl Sandberg juga dikenal sebagai pembela hak-hak wanita.
"Dunia di mana pria mengurusi separuh rumah tangga dan wanita mengurusi separuh institusi akan menjadi dunia yang jauh lebih baik," kata Sheryl suatu ketika, dikutip detikINET dari Sydney Morning Herald.
Deborah Gruenfeld, profesor di Stanford University menilai Sheryl adalah simbol untuk gelombang baru feminisme. Di mana wanita bisa memiliki kekuasaan hanya dengan menjadi seorang wanita saja. Seorang wanita bisa feminin namun tetap berkuasa penuh.
"Dia sangat membumi. Dia punya status tinggi dan di waktu yang sama, dia sangat hangat, mudah didekati dan manusiawi," kata Deborah mengungkapkan kesannya ketika bertemu dengan Sheryl.
Pengalaman Sheryl Sandberg yang segudang dan kehebatannya dalam bisnis dituangkan dalam buku laris Lean In: Women, Work, and the Will to Lead yang rilis pada tahun 2013.
Lihat juga video 'Gara-gara Ini, Facebook Dikabarkan Bakal Gugat Apple':
Halaman selanjutnya: Karir Sheryl...
Facebook membajak Sheryl dari Google, di mana dia menjabat Vice President of Online Sales. Dan terbukti, peran Sheryl dinilai signifikan dalam bisnis Facebook.
"Sheryl Sandberg adalah otak bisnis di balik Facebook," demikian pendapat Sam Hamadeh, Chief Executive Officer of PrivCo, perusahaan penasehat investasi.
Sepak terjangnya belakangan tak lepas dari kontroversi. Ia pernah dikabarkan terancam posisinya di Facebook setelah skandal Cambridge Analytica.
Penyebabnya Mark Zuckerberg disebut dan menyalahkan ia dan timnya karena tak bisa menangani skandal Cambridge Analytica, yaitu perusahaan penelitian yang mengakses data pengguna Facebook dan disalahgunakan untuk kepentingan politik.
Dalam pertemuan tersebut Zuck kabarnya mengkritik Sandberg, yang seharusnya lebih agresif dalam meredam skandal semacam ini
Laporan New York Times menjelaskan bagaimana peran Sandberg dalam menangani skandal Cambridge Analytica. Ia disebut melakukan bermacam lobi agresif pasca skandal tersebut, terutama untuk melawan bermacam kritik dan kemarahan publik karena data pengguna Facebook yang bocor ke pihak ke-3.
Ia juga disebut terlibat dalam aksi Facebook yang disebut menyewa perusahaan public relation Definers Public Affairs, dengan tugas mempublikasikan berita buruk perusahaan pesaing seperti Apple dan Google. Tujuannya untuk mengalihkan perhatian dari Facebook yang belakangan banyak dilanda berita negatif.
Baca juga: Melanie Perkins di Balik Popularitas Canva |
Setelah laporan itu dipublikasikan, Zuck menyatakan dukungannya terhadap Sandberg, dan menyebut COO Facebook itu adalah rekan yang sangat penting baginya, dan akan terus menjadi rekannya di Facebook.
Kontroversi itu sudah lama tidak diungkit-ungkit lagi. Sandberg masih kukuh posisinya sebagai COO Facebook. Hartanya pun melimpah ruah, di kisaran USD 1,8 miliar. Bukan main!