Sejumlah data dari berbagai perusahaan analisis pasar menyebut e-commerce mengalami pertumbuhan yang signifikan selama pandemi.
Misalnya Kantar, yang mencatat adanya pertumbuhan e-commerce sebesar 22%, yang terjadi akibat adanya perubahan perilaku pembelian dari offline ke online akibat pandemi Corona.
Mereka pun menyebut 2020 adalah tahun terbaik untuk e-commerce dibanding tahun-tahun sebelumnya. Lalu ada juga Kenneth Research, yang memprediksi pasar e-commerce B2B di Asia Pasifik bakal tumbuh sebesar 15,2% tiap tahun, selama 2020-2030.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat data tersebut, sebenarnya pandemi membawa berkah bagi industri e-commerce. Penyedia layanan jual beli kini menjadi opsi terbaik, di mana setiap orang dapat bertransaksi secara nyaman tanpa perlu bertatap muka, serta dilengkapi dengan metode pembayaran yang beragam.
Khususnya lagi di Indonesia, yang dalam setahun terakhir ini menunjukkan peranan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang sangat besar, dan tumbuh pesat dalam digitalisasi serta kolaborasi bersama e-commerce.
Hal ini menjadi sebuah peluang, di antara sejumlah tantangan tipikal bagi para pelaku e-commerce Tanah Air. Sebut saja perbedaan kondisi geografis, perbedaan kualitas infrastruktur, dan pola perilaku pelaku (pelanggan maupun penjual) di berbagai wilayah Indonesia.
Contohnya adalah masalah koneksi. Memang penyebaran internet kini semakin merata, namun masih ada terjadi perbedaan kecepatan dan konsistensi di tiap daerah. Kemudian, ada pula perbedaan pengetahuan mengenai bagaimana cara bertransaksi dalam proses jual beli di marketplace atau media sosial.
Makanya, diperlukan edukasi bagi masyarakat Indonesia dan tanggung jawab ini berada di pundak setiap pelaku e-commerce untuk mempercepat proses edukasi yang dibutuhkan.
Lebih lanjut, tantangan ini dinilai akan menjadi strategi bisnis para pelaku e-commerce di tahun 2021. Para pemain di ceruk yang sama akan lebih menarik rem dalam "bakar" uang dan lebih berfokus pada pemikiran untuk mengaktifkan pelanggan.
"Berbicara mengenai e-commerce, selain Marketplace retail, pemain B2B e-commerce pun memiliki peran dalam percepatan adopsi digitalisasi pelaku UMKM Indonesia dan penetrasi pasar volume besar," ujar Hendrik Tio, CEO Bhinneka.com, dalam keterangan yang diterima detikINET, Senin (4/1/2021).