Cloud Kitchen Permudah Memulai Bisnis Kuliner Online
Hide Ads

Cloud Kitchen Permudah Memulai Bisnis Kuliner Online

Adi Fida Rahman - detikInet
Rabu, 30 Des 2020 09:39 WIB
Cloud Kitchen
Cloud kitchen dapat membantu pelaku bisnis kuliner online pangkas biaya operasional. Foto: istimewa
Jakarta -

Pandemi COVID-19 telah mengubah perilaku masyarakat yang tadinya datang ke restoran menjadi memesan makanan dari rumah atau kantor secara online. Tak pelak membuat pertumbuhan pengantaran makanan di Indonesia telah melebihi China dan Korea Selatan dengan tingkat pertumbuhan 19.82%.

Kondisi ini sebenarnya masih memberikan peluang bagi masyarakat yang ingin menjalankan bisnis kuliner. Tapi memang tingginya modal awal kerap menjadi penghambat ketika ingin memulai.

Tapi kini ada solusi cloud kitchen yang bantu mempermudah mereka yang ingin memulai bisnis kuliner online. Cloud kitchen bisa disebut dapur bersama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konsepnya mirip co-working space. Jadi dapur yang tersedia tidak hanya bisa digunakan oleh satu brand restoran, tetapi juga bisa dipakai oleh banyak brand.

Selain itu, cloud kitchen tidak memiliki fasilitas makan di tempat, hanya melayani jasa pengantaran online. Semua itu dapat menghemat biaya operasional karena biaya sewa tempat, staf, pembelian peralatan dapat terpangkas.

ADVERTISEMENT
Cloud KitchenCloud Kitchen Foto: istimewa

Karenanya cloud kitchen kian marak di berbagai negara dan diperkirakan makin meningkat ke depannya. Sebuah laporan riset menyebutkan pada 2026 diprediksi pasar cloud kitchen akan menembus USD 2,63 miliar, meroket dari USD 0,65 miliar di 2018.

Di Indonesia sendiri, penyedia cloud kitchen juga mulai ramai. Salah satu pemainnya adalah Telepot Co-Kitchen.

Mereka telah membuka cloud kitchen pertamanya di daerah Kemang, Jakarta selatan yang berisikan 90 dapur. Dipilihnya lokasi ini setelah melalui studi kelayakan dengan mempertimbangkan permintaan order makanan yang besar dan daya beli yang tinggi.

"Dalam jarak 6 km, flagship pertama Telepot Co-Kitchen dikelilingi berbagai residensial, Central Business District (CBD), maupun area komersil yang menjadi potensi pangsa pasar dan memiliki permintaan tinggi terhadap online food delivery," terang Nicholas Hum, Co-Founder Telepot Co-Kitchen.

Cloud KitchenCloud Kitchen Foto: istimewa

Cara kerja Telepot Co-Kitchen seperti umumnya di cloud kitchen, dimulai saat konsumen melakukan order makanan ataupun minuman melalui aplikasi agregator kemudian pesanan tersebut akan disampaikan ke dapur untuk dipersiapkan. Pada saat bersamaan, driver akan langsung menuju ke Telepot Co-Kitchen dan menemui tim yang bertugas untuk mengambil pesanan.

Setelah makanan telah siap, tim Telepot Co-Kitchen akan mengambil pesanan di dapur dan memberikannya kepada pengantar makanan untuk dikirimkan kepada konsumen. Pick-up juga dapat langsung dilakukan oleh pemesan di dapur Telepot Co-Kitchen.

Namun yang menariknya, selain dapur yang mendukung operasional bisnis kuliner, Telepot Co-Kitchen juga memberikan fasilitas dan layanan untuk fungsi bisnis lainnya seperti studio foto untuk produk makanan dan minuman, dapur estetis untuk konten marketing, dan lainnya. Tidak ketinggalan layanan untuk mengembangkan bisnis seperti analisis performa usaha hingga perencanaan strategi bisnis juga diberikan kepada setiap member dari Telepot Co-Kitchen secara berkala.

"Melalui konsep cloud kitchen, pebisnis kuliner tidak perlu berinvestasi pada peralatan makan, desain interior, dan harga sewa tinggi dengan beban biaya diawal. Hal ini tentunya memberikan banyak keuntungan dan penghematan, terutama bagi pelaku UMKM yang memiliki modal terbatas," kata Nicholas Hum.




(afr/afr)