Jack Ma Terus Ditekan, Investor Ketakutan
Hide Ads

Jack Ma Terus Ditekan, Investor Ketakutan

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 29 Des 2020 12:14 WIB
Jack Ma
Jack Ma. Foto: Getty Images
Jakarta -

Perusahaan yang dibesarkan Jack Ma, Alibaba serta Ant Financial, sedang jadi sasaran investigasi pemerintah China. Hal itu sedikit banyak membuat sebagian investor yang menyalurkan uangnya ke China jadi ketakutan. Alibaba misalnya terus mengalami penurunan harga saham.

Kabar terbaru, bank sentral China meminta Ant Group Co Ltd mengganti skema pinjaman dan praktik keuangan lainnya. Ant disebut tak memiliki mekanisme tata kelola yang baik, menentang persyaratan kepatuhan regulasi, dan terlibat dalam arbitrase regulasi. Perusahaan menggunakan posisi pasarnya untuk monopoli dan merugikan hak serta kepentingan konsumen.

Adapun Alibaba tengah menghadapi investigasi dari regulator. Nilai saham perusahaan Jack Ma itu terus anjlok menyusul laporan bahwa regulator China akan menyelidiki perusahaan raksasa teknologi itu atas dugaan perilaku monopoli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan seperti dikutip detikINET dari TechCrunch, Selasa (29/12/2020) saham Alibaba sudah menurun sampai sekitar 30% dari nilai tertinggi yang dicatatkan pada bulan Oktober silam.

Zhang Zihua selaku manajer di Beijing Yunyi Asset, menyatakan bahwa investor cemas penyelidikan oleh Beijing pada perusahaan Jack Ma bakal terus berlanjut bahkan walaupun regulasi baru sudah ditaati. "Investigasi antitrust pada Alibaba belum secara spesifik menyebut sanksinya, yang sangat mencemaskan investor," katanya.

ADVERTISEMENT

Sedangkan analis industri Li Chengdong menyebut aksi terhadap Ant juga ikut berdampak pada perusahaan pesaing. Maka nilai saham mereka pun ikut terkena imbasnya.

"Regulasi baru juga berdampak pada platform internet besar, jadi Tencent dan perusahaan teknologi lain mengalami penurunan saham. Alibaba sekarang jadi incaran sehingga reaksinya bertambah kuat," papar dia.

Bahkan terindikasi investor sudah mulai kabur dan memindahkan investasinya dari berbagai perusahaan teknologi raksasa China. Kalkulasi dari Bloomberg menyebut Alibaba, Tencent, JD.com sampai Meituan sudah kehilangan nilai total sebanyak USD 200 miliar.




(fyk/fay)