Perusahaan yang berhasil mengungguli lainnya adalah perusahaan yang lebih dulu paham teknologi dalam mengadopsi cloud serta kecerdasan buatan (AI).
Hal ini diutarakan IBM lewat kajian IBM Institute for Business Value (IBV), yang menyebutkan bahwa lebih dari 74% organisasi cenderung menggunakan hybrid cloud untuk meningkatkan keamanan dan ketahanan kritis proses bisnis. Sedangkan 6 dari 10 organisasi telah mengadopsi AI untuk meningkatkan kepuasan dan retensi pelanggan.
"Adopsi cloud telah menjadi fitur utama dalam mengembangkan model bisnis baru yang digerakkan secara digital, dan kami percaya bahwa hybrid cloud dan kecerdasan buatan (AI) adalah dua kekuatan dominan yang mendorong transformasi digital di semua sektor," ujar Tan Wijaya, Presdir IBM Indonesia dalam konferensi pers virtual, Jumat (18/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua teknologi ini menjadi sangat fundamental dalam pengembangan operasional sebuah perusahaan menjadi lebih efisien dan memberikan kesempatan untuk berinovasi guna mendorong perkembangan ekonomi digital Indonesia," tambahnya.
Menurutnya, sampai akhir 2020 ini, mulai banyak perusahaan di Indonesia yang mengadopsi cloud untuk memberikan layanan digital lebih baik pada pelanggannya. Sejumlah solusi menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam memilih cloud antara lain adalah hybrid cloud yang bisa disesuaikan dengan skala yang dibutuhkan, serta penyediaan keamanan yang memadai untuk pelanggannya.
Di sisi lain, perusahaan di Indonesia juga berupaya untuk memfasilitasi penyelenggaraan ekosistem kerja hybrid di mana karyawan bisa secara bergantian bekerja di kantor dan di rumah. Hal ini pun akan berlanjut sampai 2021 mendatang.
Yaitu di mana akselerasi transformasi digital semakin tak bisa dihindari, salah satunya karena konsumen semakin aktif secara online, khususnya di sektor ritel dan perbankan. Perusahaan pun akan 'dipaksa' untuk melakukan inovasi ataupun melakukan melakukan reinvention layanan untuk para pelanggannya.
Untuk itu, IBM melihat bahwa hybrid cloud dan atau AI akan menjadi dua kekuatan dominan yang mendorong transformasi digital di semua sektor baik publik maupun swasta. Lebih jauh, mereka pun memaparkan 6 kapabilitas yang menjadi kunci kesuksesan perusahaan terkait pemanfaatan teknologi di tengah pandemi. Apa saja?
- Kelincahan dan efisiensi: 65% organisasi yang memiliki kinerja terbaik (top performers) menggunakan hybrid cloud untuk mencapai tingkat kelincahan yang dibutuhkan dalam hal pengembangan dan penyelenggaraan layanan.
- Keterlibatan pelanggan: 53% organisasi yang memiliki kinerja terbaik mengimplementasikan otomasi untuk membangun hubungan dengan pelanggan secara lebih mendalam.
- Rantai pasok dan operasional: Lebih dari 54% perusahaan yang memiliki kinerja terbaik cenderung menggunakan AI untuk perencanaan rantai pasoknya.
- Ketahanan TI dan keberlangsungan bisnis: Lebih dari 120% perusahaan yang memiliki kinerja terbaik cenderung menggunakan cloud untuk pengembangan sesuai skala di lokasi (on-premise) dan mengakomodasi tingginya permintaan.
- Tenaga kerja: Perusahaan yang memiliki kinerja terbaik cenderung melakukan sintesis atas data internal dan data eksternal sehingga mampu meningkatkan efektifitas pengelolaan tenaga kerja.
- Keamanan siber: Lebih dari 72% perusahaan yang memiliki kinerja terbaik cenderung menggunakan AI untuk mencatat dan melakukan penilaian atas ancaman.
"Multipolar Technology telah lama menjadi mitra bisnis IBM sejak 1986, sehingga pengembangan solusi kamipun sejalan dengan tren teknologi strategis dari IBM dan kebutuhan pasar, salah satunya dengan mendorong pemanfaatan teknologi hybrid cloud dan AI di berbagai sektor," kata Wahyudi Chandra, Presiden Direktur, Multipolar Technology dalam acara yang sama.
"Untuk mendukung transformasi digital, kami juga telah merancang solusi siap pakai di atas platform IBM sehingga memudahkan pelanggan dalam mengadopsi teknologi terkini," tutupnya.